Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) mengalami surplus pada kuartal III/2021, sehingga mendukung ketahanan eksternal RI.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan NPI pada periode laporan mencatat surplus sebesar US$10,7 miliar, setelah mengalami defisit US$0,4 miliar pada kuartal II/2021.
“Kinerja NPI tersebut ditopang oleh transaksi berjalan yang mencatat surplus, berbalik dari triwulan sebelumnya yang tercatat defisit, serta surplus transaksi modal dan finansial yang makin meningkat,” katanya melalui siaran pers, Jumat (19/11/2021).
BI mencatat, transaksi berjalan pada kuartal III/2021 mengalami surplus sebesar US$4,5 miliar atau mencapai 1,5 persen dari PDB, setelah pada kuartal sebelumnya mengalami defisit US$2,0 miliar.
Capaian tersebut didorong oleh surplus neraca barang yang meningkat, didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas sejalan dengan masih kuatnya permintaan dari negara mitra dagang dan berlanjutnya kenaikan harga komoditas ekspor utama di pasar internasional.
Sejalan dengan itu, transaksi modal dan finansial pada kuartal III/2021 pun mencatatkan surplus sebesar US$6,1 miliar atau mencapai 2 persen dari PDB, lebih tinggi dari capaian surplus pada kuartal sebelumnya sebesar US$1,6 miliar.
Baca Juga
“Surplus tersebut bersumber dari aliran masuk neto [net inflows] investasi langsung yang tetap terjaga sebesar US$3,3 miliar,” jelas Erwin.
Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai US$146,9 miliar, naik dari US$137,1 miliar pada akhir Juni 2021.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional.
Erwin menambahkan, BI akan terus mencermati dinamika perekonomian global yang dapat mempengaruhi prospek NPI ke depannya.
BI juga akan terus memperkuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas perekonomian, serta melanjutkan koordinasi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait guna memperkuat ketahanan sektor eksternal.