Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alokasi Impor Gula Mentah untuk Konsumsi Ditetapkan Naik

Mengutip prognosis neraca gula yang dikeluarkan Badan Ketahanan Pangan (BKP), neraca gula konsumsi sampai dengan akhir 2021 berada di angka 1,15 juta ton.
Ilustrasi gula
Ilustrasi gula

Bisnis.com, JAKARTA – Alokasi impor raw sugar atau gula mentah (GM) untuk kebutuhan konsumsi 2022 mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2021. Pengadaan iron stock gula dengan impor gula kristal putih (GKP) juga kembali direncanakan tahun depan.

Mengutip laporan mingguan harga, inflasi, dan stok indikatif barang kebutuhan pokok Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan yang diperoleh Bisnis, rapat koordinasi terbatas (rakortas) tingkat menteri pada 26 Oktober 2021 menyepakati pengadaan gula konsumsi dalam bentuk raw sugar impor 891.627 ton setara GKP.

Alokasi ini diberikan untuk Pelaksanaan Permenperin No. 10/2017 tentang Fasilitas Memperoleh Bahan Baku dalam Rangka Pembangunan Industri Gula. 

Rencana impor gula mentah untuk konsumsi ini jauh meningkat daripada alokasi untuk 2021 sebesar 680.000 ton. Pemerintah juga berencana kembali mengimpor GKP sebagai cadangan pemerintah sebanyak 150.000 ton yang akan ditugaskan kepada BUMN.

Ketika dimintai konfirmasi, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Isy Karim mengatakan bahwa pemerintah di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian telah melakukan penghitungan kebutuhan gula dalam memenuhi kebutuhan sebelum masa giling dan dalam rangka Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN).

“Pada umumnya terjadi kenaikan permintaan gula oleh masyarakat [selama HKBN],” kata Isy, Kamis (18/11/2021).

Dia memastikan proses penghitungan telah mempertimbangkan perkembangan kondisi pergulaan nasional, termasuk peningkatan konsumsi gula, produksi gula dalam negeri, dan stok gula.

“Dengan pertimbangan tersebut diharapkan pada 2022 tidak terjadi gejolak harga gula,” katanya.

Isy juga mengatakan penetapan alokasi impor didasarkan pada sejumlah asumsi seperti taksasi hasil giling dan tingkat konsumsi. Dia mengatakan angka tersebut berpeluang bergerak mengikuti dinamika.

“Angka tersebut dapat bergerak seiring dengan dinamika yang terjadi untuk tetap menjaga harga tetap stabil,” katanya.

Mengutip prognosis neraca gula yang dikeluarkan Badan Ketahanan Pangan (BKP), neraca gula konsumsi sampai dengan akhir 2021 berada di angka 1,15 juta ton. Dengan asumsi konsumsi rata-rata per bulan 238.000 ton, maka stok pada akhir 2021 bisa memenuhi kebutuhan selama sekitar 4,5 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper