Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan dunia usaha masih menantikan insentif fiskal dari pemerintah untuk dapat pulih dari dampak pandemi.
Ketua Umum Hariyadi Sukamdani mengatakan insentif fiskal terutama bagi sektor yang paling terdampak pandemi seperti pariwisata dan transportasi.
"Sektor yang paling terdampak seperti pariwisata dan transportasi. Dengan 18 bulan kondisinya seperti ini, artinya perlu insentid supaya bisa memulihkan kinerja," katanya saat dihubungi, Selasa (16/11/2021).
Sementara sebagian besar sektor usaha diperkirakan masih menghadapi tekanan pada tahun depan, pemerintah menetapkan target penerimaan pajak penghasilan (PPh) badan sebesar Rp680,87 triliun pada 2022. Angka tersebut lebih rendah Rp2,9 triliun dari target penerimaan PPh badan pada tahun ini sebesar Rp683,77 triliun.
"Nah sekarang kami belum tahu, bentuk insentif fiskal [yang diperlukan] seperti apa," lanjut Hariyadi.
Adapun pada tahun depan, Hariyadi mengatakan perdagangan akan tetap menjadi sektor yang memimpin pemulihan ekonomi nasional. Dari sisi ekspor, kinerjanya diproyeksi bakal terus tumbuh seiring dengan meningkatnya produktivitas di dalam negeri dan faktor pendorong eksternal lain.
"Ekspor masih akan tumbuh. [Industri] Makanan dan juga akan bagus, akan tumbuh lebih cepat," ujarnya.
Sementara itu, di satu sisi pemerintah menurunkan target PPh badan, di sisi lain, proyeksi penerimaan pajak penjualan (PPn) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) naik menjadi Rp554 triliun dari target tahun ini Rp518 triliun.
Hariyadi menilai target penerimaan PPn dan PPnBM bisa tercapai asalkan konsumsi tetap terjaga dan kondisi penanganan pandemi tetap mendukung.
"Pokoknya asal tidak ada yang aneh-aneh lagi mengenai masalah, kesehatan saya rasa akan bisa target PPn-nya tercapai," ujar Hariyadi.