Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mencatatkan realisasi belanja negara senilai Rp2.058,9 triliun atau 74,9 persen dari target APBN hingga Oktober 2021.
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa berdasarkan APBN 2021, anggaran belanja negara senilai Rp2.750 triliun. Realisasi belanja hingga Oktober 2021 itu tercatat meningkat 0,8 persen (year-on-year/YoY) dari tahun sebelumnya senilai Rp2.041,8 triliun.
Realisasi belanja pada Oktober 2021 pun 0,4 persen lebih besar dibandingkan dengan Oktober 2020 yang mencakup 74,5 persen terhadap Perpres 72/2020. Menurutnya, capaian belanja tahun ini relatif terkendali sehingga bisa lebih baik dari periode yang sama tahun lalu.
"Reasliasi belanja ini sudah terkendali, tanpa mengorbankan kebutuhan untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang masih sangat penting," ujar Sri Mulyani dalam acara CEO Networking 2021 yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/11/2021).
Belanja pemerintah pusat per Oktober 2021 tercatat mencapai Rp1.416,2 triliun atau 72,5 persen dari alokasi APBN senilai Rp1.954,5 triliun. Jumlah itu terdiri dari belanja kementerian atau lembaga senilai Rp833,1 triliun (80,7 persen dari APBN) dan belanja non kementerian atau lembaga senilai Rp583,1 triliun yang realisasinya lebih rendah (63,2 persen dari APBN).
Lalu, belanja lainnya adalah berupa transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) yang pada Oktober 2021 senilai Rp642,6 triliun, mencakup 80,8 persen dari APBN senilai Rp795,5 triliun.
Adapun, transfer ke daerah tercatat mencapai Rp585,3 triliun (80,9 persen dari APBN), sedangkan dana desa senilai Rp57,3 triliun (79,6 persen dari APBN).
Dari sisi pendapatan, pada Oktober 2021 negara memperoleh Rp1.510 triliun atau mencakup 86,6 persen dari APBN senilai Rp1.743,6 triliun. Perolehan pendapatan itu meningkat 18,2 persen (YoY) dari Oktober 2020 senilai Rp1.277 triliun.
Capaian pendapatan dan belanja tersebut membuat defisit anggaran per Oktober 2021 senilai Rp548,9 triliun atau 54,5 persen dari APBN 2021 senilai Rp1.006,4 triliun. Adapun, keseimbangan primer per Oktober 2021 senilai Rp266,9 triliun atau 42,2 persen dari APBN senilai Rp633,1 triliun.