Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Malaysia optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini akan mencapai kisaran 3 persen hingga 4 persen.
Pada kuartal III/2021, Bank Negara Malaysia (BNM) mencatat pertumbuhan ekonomi negara itu terkontraksi sebesar 4,5 persen, menurun jauh dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal II/2021 yang mencapai 16,1 persen.
Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz menyampaikan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh terbatasnya aktivitas dunia usaha seiring dengan implementasi kebijakan restriksi ketat akibat peningkatan kasus Covid-19, khususnya varian Delta.
Meski kembali terkontraksi, Aziz mengatakan perekonomian Malaysia secara kumulatif masih tumbuh positif pada kisaran 3 persen hingga kuartal III/2021.
“Jadi untuk 2021 kita masih memperkirakan ekonomi tumbuh pada kisaran 3 hingga 4 persen,” katanya kepada Bisnis di Jakarta, Jumat (12/11/2021).
Dia menjelaskan, kontributor utama pertumbuhan ekonomi adalah sektor manufaktur, serta perdagangan internasional, yang didorong oleh kenaikan harga komoditas di tingkat global.
“Dua faktor ini yang akan mendorong pertumbuhan ekonom positif pada tahun ini, dengan kisaran 3 hingga 4 persen,” jelasnya.
Sementara pada 2022, Aziz memperkirakan pertumbuhan ekonomi Malaysia akan mencapai kisaran 5,5 hingga 6,5 persen, didorong oleh aktivitas dunia usaha dan konsumsi domestik yang diperkirakan pulih tahun depan.