Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menperin Dorong Sharing Teknologi Vaksin dan Obat Antar Negara

Isu berbagi teknologi produksi vaksin dan obat akan dibawa ke forum trade investment and working group (TIIWG) G20 tahun depan.
Petugas menata vaksin Covid-19 Sinovac di lemari pendingin gudang Instalasi Farmasi, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). /Antara Foto- Fakhri Hermansyah
Petugas menata vaksin Covid-19 Sinovac di lemari pendingin gudang Instalasi Farmasi, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/1/2021). /Antara Foto- Fakhri Hermansyah

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian melalui penyelenggaraan the 2nd Regional Conference on Industrial Development (RCID) mendorong aksesibilitas yang merata terhadap teknologi pengembangan vaksin dan obat-obatan dalam industri farmasi

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan isu tersebut juga akan dibawa ke forum trade investment and working group (TIIWG) G20 tahun depan.

"Kami mendorong adanya level playing field yang fair dalam konteks aksesibilitas bagi negara-negara untuk bisa mendapatkan vaksin dan obat-obatan," kata Agus di Jakarta, Rabu (10/11/2021).  

Agus menambahkan, selain isu keterjangkauannya, teknologi pengembangan vaksin dan obat-obatan juga patut dibagikan oleh negara-negara yang telah mengantongi kemampuan produksi yang memadai.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengantongi ketertarikan investasi dari miliarder dunia Bill Gates dalam pengembangan vaksin mRNA, bekerja sama dengan PT Biofarma (Persero).

Jika terealisasi, investasi tersebut akan mendorong transfer teknologi untuk mendukung pengembangan produk bioteknologi di Indonesia lebih maju lagi. Hal yang sama diharapkan dapat terjadi antarpemerintah melalui forum-forum seperti RCID atau TIIWG G20.

Agus menjelaskan RCID merupakan forum bagi negara-negara di Kawasan Asia Pasifik untuk bertukar pandangan, kebijakan, pengetahuan, dan gagasan dalam pembangunan industri.

"Dalam konteks kekinian, forum ini berfokus pada bagaimana menjawab tantangan-tantangan terkait pemulihan kesehatan global, transformasi industri 4.0, dan transisi energi menuju green industry untuk menjamin pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya. 

Sebelumnya, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin Muhammad Taufiq mengatakan terdapat proses yang sangat panjang, rumit, dan kompleks, dalam upaya membangun industri bahan baku obat (BBO) di dalam negeri. Terlebih lagi, tingkat keberhasilannya sangat bervariasi.

Selain itu, masih ada isu seputar keamanan serta lingkungan, membuat industri ini membutuhkan modal dan investasi yang sangat mahal dengan return on investment (ROI) yang sangat panjang.

"Membangun industri bahan baku obat memang tidak tidak mudah dan tidak murah," katanya kepada Bisnis, Senin (13/9/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper