Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Optimalkan Teknologi Pengembangan EBT, Ini yang Dikerjakan Pemerintah

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) fokus melakukan optimalisasi teknologi yang andal dalam pengembangan energi baru terbarukan atau EBT.
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Bisnis/Abdullah Azzam
Menteri ESDM Arifin Tasrif. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) fokus melakukan optimalisasi teknologi yang andal dalam pengembangan energi baru terbarukan atau EBT.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah dalam mengoptimalkan pemanfaatan EBT.

Pertama, pemanfaatan solar photovoltaic (PV). Arifin menilai, Solar PV layak dikembangkan di Indonesia mengingat besarnya potensi, masa konstruksinya relatif lebih pendek dibandingkan dengan teknologi lain, dan harganya yang kian kompetitif.

“Ada tiga program utama pengembangan solar, yaitu floating solar PV, solar farm, dan rooftop solar PV. Solar PV juga akan dikembangkan lebih lanjut untuk produksi hidrogen,” katanya melalui keterangan resmi, Sabtu (6/11/2021).

Kedua, lanjutnya, penyimpanan energi (energy storage). Aspek teknologi itu juga menjadi kunci utama dalam pengembangan energi terbarukan secara massif, seperti pumped storage yang akan mulai digunakan pada 2025, dan battery energy storage system (BESS) yang akan dimanfaatkan secara massif di 2021.

Tak hanya itu, Arifin juga memberikan terobosan melalui pengembangan inovasi teknologi, seperti sistem jaringan pintar (smart grid) yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat.

Saat ini terdapat sembilan proyek smart grid yang menggunakan berbagai teknologi, seperti two-way communication, smart communication, smart microgrid, dan Advanced Metering Infrastructure (AMI).

Smart grid akan meringankan masalah saat ini dari sebagian besar pembangkit listrik. Penerapan sistem energi berkelanjutan akan mendukung penerapan energi terbarukan yang efisien dan andal, karena smart grid dapat menganalisis beban dan produksi listrik,” jelas Arifin.

Terakhir, kata dia, pengembangan industri baterai litium dan kendaraan listrik. Kendaraan Listrik akan dikembangkan secara masif, dan ditargetkan untuk mendukung 2 juta roda dua, serta 13 juta roda empat.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo juga meresmikan pendirian Indonesia Battery Corporation (IBC) guna mengintegrasikan industri baterai dari sektor hulu ke hilir untuk mewujudkan keberhasilan program kendaraan listrik.

“Kami juga memiliki regulasi untuk mempercepat pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai melalui pemberian insentif pajak dan kebijakan hilirisasi mineral untuk mendorong pengembangan industri baterai,” tutup Arifin.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper