Bisnis.com, JAKARTA — Utilisasi industri hilir plastik dalam negeri perlahan kembali pada kondisi normal seiring peningkatan kapasitas produksi. Utilisasi industri itu berada di posisi 80 persen pada awal kuartal keempat tahun ini.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Industri Olefin, Aromatik, dan Plastik (Inaplas) Fajar Budiono mengatakan mayoritas pengusaha hilir plastik tengah menambah mesin untuk meningkatkan kapasitas produksi.
“Banyak yang sudah menambah-nambah mesin untuk meningkatkan kapasitas, outputnya itu lebih bagus dibandingkan dengan mesin-mesin lama,” tutur Fajar melalui pesan WhatsApp, Senin (1/11/2021).
Di sisi lain, kata dia, penambahan karyawan lebih banyak terdapat pada industri hilir yang menopang kinerja sektor kesehatan dan kebersihan. Dia menambahkan peningkatan utilisasi industri hilir dikerek oleh pelonggaran sejumlah kegiatan yang berkaitan seperti pariwisata.
“Kan kemarin kita fokus pada industri makanan dan minuman itu semuanya bagus kecuali yang berhubung langsung dengan pariwisata, sekarang tinggal UMKM yang menopang perkantoran,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia melesat ke angka 57,2 pada Oktober 2021 dari bulan sebelumnya 52,2. Dengan demikian, dalam dua bulan berturut-turut, PMI manufaktur Indonesia telah meninggalkan zona kontraksi.
Menurut data terkini IHS Markit, angka tersebut menunjukkan kepercayaan diri bisnis secara keseluruhan membaik pada Oktober dengan harapan perbaikan terus berlanjut. Selain itu, IHS Markit juga mencatat tingkat pertumbuhan itu merupakan yang tercepat sejak survei dimulai pada April 2011.
"Kenaikan permintaan dan output juga diterjemahkan menjadi kepercayaan sektor manufaktur yang lebih baik, sebagaimana terlihat pada Output Masa Depan dan aktivitas pembelian dan perekrutan perusahaan, semua tanda-tanda positif kemajuan sektor," kata Direktur Asosiasi Ekonomi di IHS Markit, Jingyi Pan, Senin (1/11/2021).
Melihat permintaan secara keseluruhan menguat, perusahaan manufaktur ingin memperluas kapasitas pengoperasian dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja untuk pertama kalinya dalam empat bulan meski pada kisaran kecil. Alhasil, penumpukan pekerjaan naik, meski tingkat pertumbuhan berkurang dibandingkan dengan September.
Perusahaan manufaktur juga kembali menaikkan aktivitas pembelian pada Oktober. Baik kuantitas maupun stok pembelian naik pada tingkat rekor. Sebaliknya, karena kenaikan permintaan dan kekurangan input, tingkat inventaris pasca produksi menurun.