Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DP World Investasi di Pelindo, Namarin: Tak Perlu Lewat INA

DP World dinilai sebaiknya menjalin kemitraan langsung dengan Pelindo tanpa harus melalui INA.
Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Kepulauan Riau./Pelindo I
Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Kepulauan Riau./Pelindo I

Bisnis.com, JAKARTA – The National Maritime Institute (Namarin) menilai rencana kemitraan antara Dubai Port (DP) World di sejumlah pelabuhan termasuk PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo lewat Indonesia Investment Authority (INA) tak diperlukan karena dapat dilakukan secara langsung oleh PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) secara bisnis to bisnis.

Direktur Eksekutif Namarin Siswanto Rusdi mengatakan berdasarkan track record sebelumnya DP World sudah bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia III (persero) atau Pelindo III dan keduanya telah mengakhiri kerja sama pada 2018. Melihat kondisi tersebut, dia merasa aneh karena saat ini DP World berencana masuk lewat INA.

Menurutnya akan lebih baik apabila INA membiarkan Pelindo yang melakukan pendekatan secara bisnis (b-to-b) dan memutuskan sendiri opsi mitra strategisnya.

“Yang saya khawatirkan DP World ini kan komitmennya enggak jelas. Kemarin juga enggak diperpanjang dengan Pelindo III. INA juga kenapa gandeng. INA harus mendorong Pelindo untuk b to b. kalau model INA skemanya akan melibatkan banyak pihak sebelum sampai ke Pelindo,” ujarnya, Senin (1/11/2021).

Dia mengkhawatirkan penjajakan ini hanya akan menjadi portofolio yang tak terealisasikan dengan melihat rekam jejak DP World sebelumnya. Apalagi dia juga berpendapat investasi di sektor pelabuhan dapat dilakukan oleh operator secara langsung tanpa harus melalui lembaga investasi seperti INA.

Menurutnya, investasi melalui jalur INA hanya akan memperpanjang proses dan biaya yang harus dilalui. Pasalnya, melalui INA berarti setiap proyek dan kajian juga akan dikenakan fee.

“Jangan-jangan nanti hanya portofolio. Ranahnya mereka. Ini persis seperti mekanisme pasar modal. Sebetulnya kalau pelabuhan nggak perlu lewat INA. Direksinya bisa langsung melobi kok,” imbuhnya.

Sebagai informasi, sesuai kontrak, kemitraan Pelindo III dengan DP World untuk mengelola TPS berakhir pada 28 April 2019. Keduanya sepakat tak memperpanjang kerja sama. Untuk mengembalikan 49 persen saham TPS ke pangkuan Pelindo III, BUMN operator pelabuhan itu merogoh kocek Rp490 miliar.

Dengan kepemilikan 100 persen, Pelindo III punya kesempatan mengelola TPS secara mandiri dan optimalkan pengelolaan aset negara.

Putus kemitraan dengan PT Pelindo III (Persero) di Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), DP World kini jatuh ke pangkuan Maspion Group. Bersama konglomerasi milik Alim Markus itu, DP World akan membangun terminal peti kemas berkapasitas 3 juta TEUs dengan investasi US$1,2 miliar atau Rp17,2 triliun (kurs Rp14.300 per dolar Amerika Serikat).

Perjanjian itu juga menyertakan grup investasi global Caisse de dépôt et placement du Québec (CDPQ). Ketiganya akan mendirikan perusahaan patungan (joint venture) untuk mengelola terminal kontainer berkapasitas 3 juta TEUs serta kawasan industri dan logistik terintegrasi seluas 110 hektare yang mungkin diperluas pada masa mendatang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper