Bisnis.com, JAKARTA — Sudah sangat kaya raya, para konglomerat Amerika Serikat (AS) tercatat memiliki kekayaan kolektif yang melonjak lebih dari 70 persen menjadi lebih dari US$5 triliun selama pandemi Covid-19.
Mengutip CNN.com, Minggu (31/10/2021), hal inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa anggota Kongres Demokrat awal pekan ini memusatkan perhatian pada kelompok elite yang terdiri dari sekitar 700 orang untuk membantu membayar paket belanja sosial besar-besaran pemerintah. Adapun usulan ini batal setelah menghadapi perlawanan dari beberapa anggota partai moderat.
Pasar saham yang meroket telah membantu mendorong kekayaan bersih miliarder lebih dari US$2 triliun sejak awal pandemi hingga pertengahan Oktober, menurut laporan baru-baru ini oleh American for Tax Fairness dan Institute for Policy Studies Program on Inequality, yang menganalisis Forbes data.
Rejeki nomplok para miliuner ini datang pada saat yang sama ketika Covid-19 mendatangkan malapetaka keuangan pada puluhan juta orang Amerika, terutama mereka yang berada di tingkat berpenghasilan rendah.
Keuntungan kekayaan miliarder selama 19 bulan terakhir saja akan cukup untuk membayar proposal Presiden Joe Biden untuk meningkatkan jaring pengaman sosial di AS, kata Frank Clemente, Direktur Eksekutif Keadilan Pajak Amerika Serikat.
Jumlah miliarder AS juga meningkat selama pandemi menjadi 745 orang, naik dari 614 orang pada Maret 2020, menurut tinjauan data Forbes.
CEO Tesla Elon Musk berada di puncak daftar. Pada hari Kamis, kekayaan bersihnya telah melonjak lebih dari 1.000 persen menjadi hampir US$274 miliar sejak 18 Maret 2020. Pengusaha ini mengumpulkan kekayaannya melalui saham Tesla dan saham mayoritasnya di SpaceX, yang juga dia pimpin.
Selanjutnya adalah pendiri Amazon Jeff Bezos, dengan kekayaan bersih US$197 miliar, naik lebih dari 74 persen sejak awal pandemi. Kemudian melengkapi 3 teratas adalah pendiri Microsoft Bill Gates dengan kekayaan US$38 miliar yang telah meningkat 39 persen.