Bisnis.com, JAKARTA — Harga bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) milik swasta dapat berpotensi mengalami penyesuaian harga jual seiring dengan meradangnya harga minyak dunia. Penyesuain itu diprediksi akan terjadi dalam penetapan harga pada November.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan naiknya harga minyak dunia dipastikan akan diiringi dengan kenaikan harga minyak acuan MOPS dan Argus di Singapura. Dengan demikian, dia memproyeksikan pasti akan terjadi penyesuaian harga BBM umum per awal November.
"Terutama untuk SPBU swasta seperti Shell dan lain-lain. Mereka akan melakukan penyesuaian harga sesuai dengan formula yang ditentukan dalam KepMen ESDM 62/2020, karena untuk BBM umum penentuan harga oleh badan usaha," katanya kepada Bisnis, Rabu (28/10/2021).
Di sisi lain, penyesuaian harga akan sulit dilakukan oleh PT Pertamina (Persero) karena penyesuaian harga yang paling mungkin untuk dilakukan hanya untuk dua jenis BBM saja yakni Pertamax Turbo dan Pertamina Dex. Namun, untuk jenis Pertamax, Pertalite, dan Dexlite akan sangat sulit untuk disesuaikan.
Menurut dia, akan terdapat banyak pertimbangan yang mengganjal Pertamina untuk menyesuaikan harga pada bahan bakar umum tersebut. Dengan harga saat ini, Pertamina harus menanggung beban yang cukup besar karena nilai keekonomiannya sudah berada jauh dari yang seharusnya.
Mamit menuturkan, pemerintah bisa memberikan keleluasaan bagi Pertamina untuk menyesuaikan harga untuk Pertamax, namun tidak untuk Pertalite dan Dexlite yang masih perlu sejumlah pertimbangan.
"Jika pun harus dinaikan saya kira tidak sampai keekonomiannya minimal 50 persen atau Rp1.500 penyesuaian bisa dilakukan. Hal ini akan cukup membantu Patraniaga pastinya," jelasnya.