Bisnis.com, JAKARTA — Investasi di industri manufaktur mencatatkan pertumbuhan 17,28 persen pada Januari-September 2021. Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), aliran investasi ke industri manufaktur pada sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp236,8 triliun, naik dari periode yang sama 2020 senilai Rp201,9 triliun.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan aliran modal ke industri pengolahan nonmigas akan terus meningkat seiring perbaikan indikator ekonomi.
Pada tahun ini, Kemenperin menargetkan total investasi sebesar Rp301 triliun. Dengan demikian, pencapaian Januari-September 2021 telah memenuhi 78,67 persen dari target. Adapun tahun depan investasi dipatok sebesar Rp368 triliun atau tumbuh 22,2 persen dari proyeksi tahun 2021.
"Realisasi investasi di sektor manufaktur telah diperkirakan terus meningkat seiring perbaikan beberapa indikator ekonomi dan komitmen dari para investor," kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Kamis (28/10/2021).
Dia juga menyebutkan bahwa dinamika industri manufaktur selama tujuh tahun terakhir diwarnai berbagai tekanan dan tantangan akibat situasi global.
Beberapa peristiwa dimaksud antara lain penurunan harga beberapa komoditas yang berakibat pada adanya tekanan terhadap ekspor Indonesia.
Berikutnya, perlambatan ekonomi China sebagai entitas ekonomi terbesar dunia yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi secara global, perang dagang dengan Amerika Serikat yang menciptakan kembali ekonomi berbiaya tinggi, dan mengganggu sisi suplai, serta dampak pandemi Covid-19.
"Dengan latar belakang kondisi global yang penuh gejolak dan ketidakpastian tersebut, perjuangan Indonesia dalam membangun sektor industri manufaktur yang berdaulat, mandiri, berdaya saing, dan inklusif menghadapi tantangan yang tidak mudah," ungkap Agus.
Dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap capain nilai pengapalan nasional masih mendominasi dan terus meningkat dari US$108,6 miliar pada 2015 menjadi US$127,4 miliar pada 2019. Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75 persen dari total ekspor nasional per tahun.
Surplus neraca perdagangan terus berlanjut hingga September 2021 sebesar US$4,37 miliar, yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak Mei 2020. Pada periode Januari-Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai US$115,13 miliar.
"Capaian sektor industri manufaktur di bidang investasi dan ekspor mengiringi kontribusi sektor industri manufaktur terhadap penerimaan negara dan kontribusi terhadap pembentukan PDB nasional yang terus meningkat dan merupakan tertinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya," ujarnya.