Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal III/2021 dari 4,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi 4,5 persen (yoy).
"Kinerja ekonomi kita dengan perbaikan ini memberikan suatu optimisme untuk merevisi [proyeksi pertumbuhan ekonomi] kuartal ketiga kita," jelas Menkeu pada konferensi pers APBN Kita, Senin (25/10/2021).
Hal itu, menurut Sri Mulyani, di antaranya berkat kinerja neraca perdagangan yang kembali mencetak surplus US$4,37 miliar pada September 2021. Tren surplus sudah berlangsung sejak Mei 2020.
Menurut Bendahara negara, outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga membaik meskipun lebih rendah secara bulanan (month-to-month/mtm) dibandingkan dengan kuartal II/2021, yaitu 7,07 persen (yoy).
Pasalnya, pada periode tersebut Indonesia mengalami gelombang kedua penyebaran Covid-19 yang dipicu oleh varian Delta. Hal itu menyebabkan pemerintah perlu menerapkan pengetatan mobilitas sejak Juli 2021 sehingga kegiatan ekonomi ikut tertahan.
"Itu yang menyebabkan adanya koreksi terhadap pemulihan ekonomi kita pada kuartal ketiga. Namun, koreksinya kita lihat tidak akan terlalu dalam," jelas Sri Mulyani.
Baca Juga
Untuk keseluruhan 2021, Sri Mulyani menyebut outlook pertumbuhan ekonomi sebesar 4 persen (yoy), lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang terkontraksi -2,07 persen persen (yoy).
Proyeksi ini tidak lepas dari kinerja ekonomi kuartal IV/2021 yang diperkirakan mengalami rebound setelah kuartal III/2021.
"Untuk kuartal IV akan tetap berpotensi rebound, namun mungkin lebih normal," tambah Bendahara Negara.