Bisnis.com, JAKARTA - Dewan Negara China akan melakukan uji coba penetapan pajak properti ke beberapa daerah dan memulai mengenakan pajak kepada pemilik properti hunian.
Dilansir Bloomberg dari kantor berita Xinhua pada Minggu (24/10/2021), rencana ini telah disetujui oleh Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional China sebagai badan legislatif tertinggi.
Beleid baru ini bertujuan untuk mengatur pembelian properti secara rasional dan akan berlaku selama 5 tahun. Namun, daerah yang akan menjadi tempat uji coba belum dipublikasikan.
Perlu diketahui, harga properti di China sempat meroket ke tingkat di luar jangkauan sejak kepemilikan rumah privat diperkenalkan pada 1998.
Hal ini membuat pemerintah harus menghadapi para spekulan. Pihak berwenang telah melakukan uji coba pajak properti pada 2011 di Shanghai dan Chongqing dengan memungut biaya tahunan untuk rumah kedua atau rumah mewah.
Hunian yang dimiliki oleh individu saat ini tidak menjadi subjek perpajakan, berdasarkan undang-undang pada 1986. Namun, ada pajak tahunan pada properti komersil.
Baca Juga
Pemerintah daerah tercatat telah mengantongi pendapatan dari para pengembang melalui penjualan tanah hingga 8,4 triliun yuan atau US$1,3 triliun pada tahun lalu.
Pengamat sektor properti di China mengatakan beleid tersebut belum jelas.
"Kami belum tahu apa perbedaan [aturan] ini jika dibandingkan dengan uji coba di Shanghai dan Chongqing, tetapi sepertinya ini baru," kata Liu Yuan, Vice President untuk riset properti Centaline Group.
Menurutnya, pemerintah tidak ingin mengungkapkan detailnya untuk dalam waktu dekat untuk menjaga ekspektasi. "Namun, saya pikir ini bertujuan untuk melindungi pasar properti yang sedang berlangsung sehingga harga rumah tidak akan rebound lagi," ujarnya.
Harga rumah di China turun untuk pertama kalinya dalam 6 tahun. Penjualan juga turun hingga 16,9 persen pada September secara tahunan seiring dengan krisis utang Evergrande Group yang membuat sektor properti melambat secara nasional.
Belum lama ini, China melonggarkan pembatasan kredit pinjaman rumah di beberapa bank terbesarnya, seperti dilaporkan Bloomberg pada 15 Oktober.