Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produksi Minyak Indonesia Susah Terkerek Meski Harga Naik, Ini Penyebabnya!

Kenaikan harga minyak dunia tak lantas membuat para kontraktor migas untuk meningkatkan produksinya guna memanfaatkan momentum itu.
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis
Blok Mahakam/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Produksi siap jual atau lifting migas Indonesia tercatat masih berada di bawah target meski sepanjang tahun ini kondisi Harga Minyak dunia tengah membaik.

Kondisi itu terjadi lantaran, kenaikan harga minyak tak lantas membuat para kontraktor migas untuk meningkatkan produksinya guna memanfaatkan momentum itu.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal berpendapat, bagi para investor, kondisi yang terpenting adalah stabilitas harga. Adapun menurutnya kenaikan harga minyak yang terjadi saat ini masih disebabkan oleh kondisi pandemi, sehingga ketidakpastian masih membayangi.

Untuk itu, lanjut Moshe, investor menjadi lebih berhati-hati dalam meningkatkan investasinya, terutama pada proyek yang memakan biaya belanja modal yang besar.

"Tidak semudah memutar keran untuk menaikkan produksi, membutuhkan investasi yang tidak kecil, seperti pengeboran baru, fasilitas untuk menunjang kenaikan produksinya. Di satu sisi, kenaikan harga ini juga belum tentu bersifat jangka panjang," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/10/2021).

Sementara itu, pendiri Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto menilai keberhasilan pencapaian lifting lebih ditentukan oleh aktivitas operasi pada tahun berjalan.

Menurutnya, aktivitas operasi tersebut ditentukan oleh belanja dan anggaran yang telah ditetapkan. Kenaikan harga minyak tidak serta merta akan mengubah belanja maupun aktivitas operasi pada periode yang sudah berjalan tersebut.

"Itu sebabnya, mengapa di saat harga naik, tidak kemudian secara otomatis produksi kita bisa naik," katanya kepada Bisnis, Rabu (20/10/2021).

Pri Agung menambahkan, masih terdapat waktu untuk bisa mengejar target lifting sepanjang tahun ini.

Namun, pencapaian lifting nasional akan sangat bergantung dengan aktivitas operasi oleh para kontraktor di lapangan.

"Proyeksi lifting sampai akhir tahun kemungkinan akan seperti tahun-tahun sebelumnya, di kisaran kurang lebih 95 persen dari target. Bisa lebih bisa kurang tergantung pada kelancaran aktivitas operasi," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Ridwan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper