Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Covid-19 Dorong Pertumbuhan Pesat Impor Barang Konsumsi

BPS melaporkan nilai impor Indonesia pada September 2021 mencapai US$16,23 miliar. Jumlah itu tumbuh 40,31 persen secara year-on-year (yoy).
Vaksin Sinovac./Antara
Vaksin Sinovac./Antara

Bisnis.com, JAKARTA — Impor barang konsumsi mencatatkan pertumbuhan terbesar pada September 2021 karena adanya impor vaksin yang melonjak ribuan persen dari tahun lalu, seiring pelaksanaan vaksinasi sebagai penanganan pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik atau BPS melaporkan nilai impor Indonesia pada September 2021 mencapai US$16,23 miliar. Jumlah itu tumbuh 40,31 persen secara year-on-year (yoy) dari posisi September 2020 sebesar US$11,57 miliar.

Berdasarkan kelompok penggunaan barang, pertumbuhan terbesar terjadi di impor barang konsumsi yang mencapai 59,66 persen yoy. Impor senilai US$1,79 miliar itu mencakup 11,02 persen dari total impor per September 2021.

Menurut Kepala BPS Margo Yuwono, pertumbuhan besar terjadi di impor barang konsumsi karena terus meningkatnya impor vaksin Covid-19. Dia menjelaskan bahwa hal tersebut sejalan dengan upaya vaksinasi untuk penanganan pandemi.

"Kalau dari data sementara, dominasi impor konsumsi itu impor vaksin, dari China meningkat 3.100,92 persen [secara tahunan]," ujar Margo dalam konferensi pers secara virtual, Jumat (15/10/2021).

Hingga pekan lalu, Indonesia telah menerima total 278,5 juta dosis vaksin, baik yang berbentuk bahan baku (bulk) maupun vaksin jadi. Sinovac menjadi vaksin pertama yang memperoleh izin penggunaan darurat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga impor dari China cukup besar.

Meskipun begitu, sejak Januari 2021 PT Bio Farma telah melakukan produksi Sinovac sehingga impor yang ada merupakan bahan baku. Selain itu, Indonesia pun mengimpor bulk dan vaksin jadi dari berbagai merek dan negara asal.

Margo menjelaskan bahwa daging kerbau dan bahan-bahan obat menjadi kontributor selanjutnya yang mendorong peningkatan pesat impor barang konsumsi pada September 2021.

"Impor daging kerbau secara YoY naik 57,9 persen, berasal dari India dan Australia. Lalu, impor bahan-bahan obat naik 73,94 persen YoY, itu asal negaranya dari Jerman, Jepang, India," ujar Margo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper