Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian membidik perluasan pasar ekspor untuk produk kerajinan ke Eropa. Salah satunya dengan fasilitasi kepesertaan industri kecil menengah (IKM) kerajinan pada Pameran Ambiente di Messe Frankfurt, Jerman.
Plt. Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita melakukan pelepasan ekspor produk kerajinan dari empat perusahaan di sektor kerajinan khususnya home decor, yaitu PT Harmoni Jaya Kreasi, CV Industri Classica Variasi, CV Palem Craft Jogja, dan CV Pandanus Internusa.
Reni mengatakan, IKM kerajinan di tanah air memiliki potensi besar untuk terus dikembangkan. Jika dilihat dari jumlahnya, industri kerajinan berperan cukup dominan, yaitu mencapai lebih dari 700 ribu unit usaha, dan menyerap tenaga kerja hingga 1,32 juta orang.
Sementara itu, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ekspor produk kerajinan Indonesia pada Januari-September 2021 mencapai US$78,64 juta, tumbuh 28,4 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Tentunya hal ini merupakan capaian yang membanggakan, yang menunjukkan peningkatan kemampuan IKM Indonesia, dan juga peningkatan penetrasi terhadap pasar global, khususnya Uni Eropa," kata Reni dalam keterangan tertulisnya, Rabu (13/10/2021).
Melihat kondisi tersebut, peluang pengembangan industri kerajinan terbentang luas. Apalagi, pangsa pasar industri kerajinan Indonesia baru 2,5 persen dari pasar dunia dan bisa terus berkembang.
Baca Juga
IKM kerajinan yang memperoleh fasilitasi pameran dari Kemenperin telah memasarkan produknya ke pasar mancanegara seperti Prancis, Amerika Serikat, Belanda, Spanyol, Austria, Norwegia, Belgia, Denmark, Afrika Selatan, dan Inggris, Swiss, Rusia, Cyprus, India, dan sebagainya.
"Hal ini menunjukkan bahwa IKM kita memiliki daya saing cukup tinggi di pasar global. Selain itu juga memberikan harapan baik bagi kita semua, bahwa IKM tetap bisa bertahan di masa pandemi yang berat ini, bahkan terus berkembang hingga dapat melakukan ekspor," lanjutnya.
Selain kerajinan, ekspor produk industri hilir kehutanan lainnya juga mengalami peningkatan pesat pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Dengan pertumbuhan produksi hutan alam sebesar 19,7 persen dan hutan tanaman 2,3 persen, kinerja ekspor industri hilir kehutanan mampu melonjak 28,8 persen secara year-on-year atau menjadi senilai US$10,5 miliar.