Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyambut positif permintaan pelaku usaha di Pulau Dewata untuk menerapkan kembali program Work From Bali yang terhenti akibat gelombang kedua pandemi pada pertengahan tahun ini. Hanya saja, anggaran kementerian atau lembaga terkait relatif tidak cukup untuk mengaktifkan kembali program tersebut.
Deputi Kajian Kebijakan Strategis Kemenparekraf Kurleni Ukar mengatakan program itu mesti mempertimbangkan kembali kemampuan anggaran setiap kementerian atau lembaga yang telah dialihkan untuk penanganan pandemi hingga akhir tahun ini.
“Kami mendukung jika Work From Bali bisa dijalankan kembali, namun tentu mempertimbangkan kemampuan anggaran masing-masing kementerian atau lembaga,” kata Kurleni melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Rabu (13/10/2021).
Kurleni mengatakan alokasi anggaran kementerian dan lembaga belakangan sudah mengalami pengalihan. Adapun, pengalihan anggaran itu disiapkan untuk mengantisipasi potensi lonjakan kasus Covid-19 pada awal tahun depan yang sudah diproyeksikan pemerintah.
“Rata-rata sudah terkena penghematan anggaran, termasuk di Kemenparekraf. Perbankan dan pihak swasta diharapkan dapat berpartisipasi,” kata dia.
Di sisi lain, sejumlah negara di Eropa disebutkan berkomitmen untuk mengirimkan warganya pelesir ke Bali seiring rencana uji coba pembukaan destinasi wisata bagi turis internasional.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno saat memberikan konferensi pers mingguan kepada awak media secara daring, Senin (11/10/2021).
“Kita mengusulkan beberapa negara di Eropa yang belum masuk dalam daftar negara yang boleh masuk seperti disampaikan pak Menko Marves, negara-negara yang banyak memberikan komitmen seandainya dibuka mereka akan mengirimkan dalam bentuk charter flight,” kata Sandi.
Sejumlah negara yang dimaksud Sandi itu di antaranya Rusia, Ukraina, dan negara-negara Eropa Barat. Menurut Sandi sejumlah negara yang menyatakan minatnya itu masih menunggu keputusan resmi dari Pemerintah Indonesia.
“Walaupun ini disampaikan secara last minute tapi kami sudah mendapatkan konfirmasi kalau keputusan itu segera diterbitkan, dalam waktu ke depan ini akan ada penerbangan awal yang akan mendarat pada 14 Oktober ini,” kata dia.
Dengan demikian, Sandi optimis destinasi wisata di Bali masih menjadi pilihan utama wisatawan mancanegara untuk berlibur selepas pandemi Covid-19 belakangan ini.
“Jangan cemas, Bali ini masih top of mind dari wisatawan mancanegara dunia, kita optimis akan menerima segera konfirmasi pengajuan landing request atau landing permit dari beberapa maskapai,” kata dia.