Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Ruas Cibitung-Cilincing Diklaim untuk Sehatkan Arus Kas Waskita Karya

Tujuan utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. melepas kepemilikan saham di PT Cibitung Tanjung Priok Tollways bukan mencari keuntungan. Aksi korporasi tersebut diklaim untuk menyehatkan arus kas perseroan.
Gerbang tol Telaga Asih di ruas tol Cibitung-Cilincing. - Bisnis/Andi M. Arief
Gerbang tol Telaga Asih di ruas tol Cibitung-Cilincing. - Bisnis/Andi M. Arief

Bisnis.com, JAKARTA – Tujuan utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. melepas kepemilikan saham di PT Cibitung Tanjung Priok Tollways bukan mencari keuntungan. Aksi korporasi tersebut diklaim untuk menyehatkan arus kas perseroan.

Seperti diketahui, nilai investasi proyek tol Cibitung–Cilincing membengkak dari rencana awal senilai Rp4,2 triliun menjadi Rp10,8 triliun.

Alhasil, proyek tersebut meminjam dana dari pihak perbankan sekitar Rp4,62 triliun, sedangkan PT Waskita Toll Road (WTR) harus menambahkan pendanaan sekitar Rp1,08 triliun yang juga berasal dari utang.

“[Hasil divestasi proyek tol Cibitung–Cilincing], Waskita akan memperoleh pengurangan utang Rp5,8 triliun akibat efek dekonsolidasi. Di luar nilai investasi Waskita, terdapat juga kredit investasi perbankan dan akumulasi utang lainnya yang secara tidak langsung akan beralih ke pemilik baru,” kata Corporate Secretary Waskita Ratna Ningrum dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (12/10/2021).

Perubahan taksiran biaya investasi disebabkan oleh berubahnya desain konstruksi. Pembangunan jalan tol Cibitung–Cilincing dinilai menantang, karena dibangun di atas kontur lahan yang beragam sepanjang trase.

Selain itu, trase jalan tol bersinggungan dengan utilitas public, seperti jalur pipa, jalan bukan tol, dan kanal banjir. Alhasil, secara umum ada dua teknik konstruksi yang harus diterapkan.

Pertama, konstruksi trase sepanjang 26,2 kilometer harus dibangun dengan konstruksi tiang pancang, lantaran mayoritas karakteristik tanah di proyek Cibitung–Cilincing merupakan tanah lunak dengan kedalaman lebih dari 20 meter.

Kedua, timbunan tanah atau at grade sepanjang 6 kilometer dan konstruksi jalan layang atau elevated sepanjang 1,8 kilometer. Teknik itu dipilih mengingat desain trase jalan tol Cibitung–Cilincing juga melintasi rawa.

Sekadar informasi, tingkat pemilikan Waskita di tol Cibitung–Cilincing mencapai 55 persen, atau dengan nilai investasi awal senilai Rp2,44 triliun. Sementara itu, penanaman modal oleh PT Akses Pelabuhan Indonesia (API) mencapai Rp1,92 triliun atau setara dengan kepemilikan 45 persen.

Selain mengurangi utang, Waskita juga mendapatkan keuntungan sekitar Rp520 miliar dari penjualan kepemilikan Tol Cibitung–Cilincing ke API. Dengan demikian, pemilikan API pada ruas Cibitung–Cilincing mencapai 100 persen.

Hingga kuartal III/2021,Waskita telah menjual kepemilikan pada tiga ruas tol, yakni ruas Semarang–Batang, Medang–Tebing Tinggi, dan Cinere–Serpong dengan valuasi mencapai Rp4,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper