Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri dan Ditjen Bea Cukai Bakal Fasilitasi Transaksi di Sistem Logistik Nasional

Bank Mandiri dan Ditjen Bea Cukai meneken kerja sama penyediaan jasa perbankan berbasis IT yang terinegrasi dengan National Logistic Ecosystem (NLE).
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id
Gedung Bank Mandiri/bankmandiri.co.id

Bisnis.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) tbk (BMRI), untuk menyediakan layanan jasa perbankan berbasis IT dan terintegrasi dengan platform National Logistic Ecosystem (NLE).

NLE yang juga menjadi ranah DJBC Kemenkeu, membutuhkan dukungan perbankan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi transaksi dan kegiatan ekonomi. Untuk itu, Dirjen Bea dan Cukai Askolani menyebut nantinya kerja sama bisa diteruskan tidak hanya di pelabuhan, namun juga di tempat lain.

"Kerja sama antara Bea dan Cukai, Lembaga National Single Window [LNSW], dan Bank Mandiri untuk bisa memabntu memfasilitasi kegiatan ekonomi, baik tidak hanay di pelabuhan, tapi juga di bandara," ujar Askolani pada sambutannya dalam acara penandatanganan kerja sama antara DJBC dan Bank Mandiri di Kantor Pusat DJBC, Jakarta, Senin (11/10/2021).

Adapun, integrasi sistem antara platform NLE dengan Bank Mandiri ini memanfaatkan layanan Virtual Account Biller yang dikombinasikan dengan Mandiri Virtual Account (MVA) dalam pengelolaan keuangan, baik proses identifikasi transaksi logistik, pembayaran dan proses disbursement.

Inisiatif tersebut diharapkan akan menghasilkan data keuangan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan guna mendukung penataan ekosistem logistik nasional yang kontinyu, aksesibel, efektif dan akuntabel.

"Banyak sekali bidang kami di bea dan cukai yang tentunya sangat membutuhkan dukungan perbankan untuk bisa [meningkatkan] efisiensi dan efektivitas daripada transaksi dan kegiatan ekonomi," ujar Askolani.

Nantinya, layanan transaksi keuangan dari bank pelat merah itu bisa diterima pengguna di beberapa NLE yang sudah beroperasi. Seperti di Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Tanjung Emas, Pelabuhan Belawan, dan Pelabuhan Batam.

"Dari target awal kami hanya 4-5 pelabuhan dan bandara. Tapi para menteri mengharapkan bisa sampai 10 di tahun 2021 ini. Dan kami dengan LNSW menyiapkan itu, dan kalau ini dijalankan ada empat pilar dari LSE yang kami lakukan termasuk salah satunya dari sistem pembayaran menggunakan perbankan," katanya.

Sistem layanan keuangan terintegrasi yang sama nantinya, kata Askolani, diharapkan bisa digunakan di seluruh pelabuhan dan bandara di Indonesia pada 2022 dengan implementasi secara menyeluruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper