Bisnis.com, JAKARTA – Kondisi harga batu bara di pasar internasional dinilai menjadi momentum bagi perusahaan tambang untuk merealisasikan rencana eksplorasi mereka.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan bahwa kondisi saat ini seharusnya menjadi waktu tepat bagi pengusaha untuk mendongkrak produksi yang telah direncanakan.
“Harusnya dengan kondisi harga seperti saat ini, pelaku usaha bisa merealisasikan rencana eksplorasi mereka,” katanya kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).
Pun demikian, APBI tidak dapat menjabarkan seberapa banyak perusahaan yang melakukan eksplorasi di semester kedua seiring dengan kenaikan harga di pasar global.
Seperti diketahui, Bursa ICE Newcastle mencatat harga batu bara di pasar global mencapai US$238,6 per metrik ton pada Jumat (8/10/2021).
“Kami tidak punya data akurat apakah di 2021 bujet eksplorasi itu meningkat berapa persen dibandingkan dengan tahun lalu,” terangnya.
Sementara itu, berdasarkan keterbukaan informasi, sejumlah emiten pertambangan terus menggeber eksplorasi di semester II/2021. Beberapa di antaranya adalah PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).
Indika melalui anak usahanya Kideco merencanakan kegiatan eksplorasi pada Block Roto Samurangau, yaitu pada area Roto Selatan, Roto Selatan G, dan Samurangau.
Kemudian pada Blok Susubang Uko, yaitu di area Uko, dan Blok Samu Biu. Kegiatan pemboran pada Oktober 2021 direncanakan dapat menyelesaikan 35 lubang dengan target kedalaman 6,167.00 meter.
Adapun, kegiatan pemboran tersebut dikerjakan oleh tiga kontraktor pemboran PT Kideco Jaya Agung, yaitu PT Mintec Abadi (Mintec), PT Sumagud Sapta Sinar (Sumagud), dan PT Inti Bangun Mulya (IBM).
Sementara itu, ITMG melalui anak usahanya PT Indo Tambangraya Megah, yakni PT Trubaindo Coal Mining dan Indominco Mandiri melakukan pemboran lubang terbuka (open hole) dan pemboran inti (coring).
PT Trubaindo Coal Mining menjalankan operasional pemboran pada area Blok Utara dan Blok Selatan di Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Kemudian PT Indominco Mandiri melakukan pemboran pada Blok Barat dan Blok Timur.
Emiten tambang lainnya, seperti PT Bukit Asam Tbk. telah menegaskan tidak akan melaksanakan aktivitas eksplorasi selama enam bulan ke depan, terhitung sejak Oktober 2021 hingga Maret 2022. Pada Maret 2021, perusahaan juga tidak menjalankan aktivitas serupa hingga September 2021 lalu.