Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Bergantung Impor, Krisis Energi Global Bisa Pengaruhi RI

Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga energi primer, khususnya minyak bumi termasuk BBM dan LPG.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Indonesia untuk OPEC 2015 - 2016 Widhyawan Prawiraatmadja menilai krisis energi global berpengaruh kepada semua negara, termasuk Indonesia, akibat masih adanya ketergantungan pada impor bahan bakar.

Dia menyebutkan bahwa kondisi ini akan berpengaruh pada harga bahan bakar minyak, minyak mentah dan LPG yang akan meningkat tajam. Sementara itu Indonesia diuntungkan karena menjadi eksportir batu bara dan LNG sehingga dapat membantu menyeimbangkan neraca perdagangan.

“Harga energi yang melonjak akan berdampak pada peningkatan harga komoditas lain serta layanan jasa, sehingga dapat mengancam kenaikan inflasi melebihi target,” katanya saat webinar Krisis Energi Mulai Melanda Dunia, Bagaimana Strategi RI, Minggu (10/10/2021).

Dia mengingatkan bahwa bahwa kondisi Indonesia sangat rentan terhadap kenaikan harga energi primer, khususnya minyak bumi termasuk BBM dan LPG. Ketergantungan Indonesia pada bahan bakar tersebut masih tinggi akibat sebagian dari harga produk BBM dan LPG 3 kg masih disubsidi. 

Sisi lain yang tidak kalah penting adalah energi transisi. Dia menyebut kebijakan yang hanya melihat pada kebutuhan jangka pendek dapat mendorong terjadinya under-investment dalam menghadapi pertumbuhan permintaan energi bersih. Meskipun pada saat yang sama energi fosil masih mengalami pertumbuhan. 

“Yang kita khawatirkan kita kurang membangun energi bersih. Tapi kita juga jangan lupa kebutuhan gas dan sebagainya butuh infrastruktur,” terangnya.

Sebab itu dia mengingatkan bahwa implementasi transisi energi yang tidak matang dapat menyebabkan Indonesia rentan ketika terjadi gangguan pasokan baik dalam negeri maupun konteks global. 

Meski begitu sederhana Widhyawan menyebut kondisi krisis energi yang terjadi di sebagian belahan bumi hanya dipengaruhi oleh hukum suplai dan demand. 

Ketika pasokan melimpah dan permintaan menurun, harga bahan bakar tentu dapat turun. Sebaliknya, harga akan meroket bila permintaan tinggi namun tidak dibarengi dengan pasokan memadai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Rayful Mudassir
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper