Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krisis Energi, Ini Langkah-langkah yang Dilakukan Uni Eropa

Komisi Eropa tengah mengkaji opsi untuk memperkuat pengaruh kawasan dalam negosiasi dengan pemasok negara ketiga untuk menghindari krisis energi.
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov
Pompa angguk di ladang minyak dan gas/Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Jajaran eksekutif Uni Eropa tengah mempertimbangkan untuk membentuk sistem pembelian dan penyimpanan gas bersama untuk menghindari krisis energi dan kenaikan harga seperti yang saat ini terjadi.

Dilansir Bloomberg pada Jumat (8/10/2021), Komisi Eropa tengah mengkaji opsi untuk memperkuat pengaruh kawasan dalam negosiasi dengan pemasok negara ketiga.

Menurut seorang sumber, rencana tersebut juga akan berisi panduan tentang pemotongan pajak, dukungan langsung untuk negara paling rentan dan insentif bagi perusahaan.

Sekitar 20 negara telah mengambil langkah untuk meredam dampak krisis. Langkah ini bakal dibiayai menggunakan pendapatan dari lelang pemerintah pada izin pasar karbon Uni Eropa dan pajak lingkungan. Komisi Eropa juga bakal memberikan kelonggaran untuk menunjuk negara suplier.

Harga gas dan listrik semakin membuncah menjelang musim dingin. Hal ini mendorong raksasa industri untuk mengurangi produksi dan menambah keluhan masyarakat terkait dengan tagihan yang mahal.

Lonjakan itu terjadi ketika permintaan barang rebound setelah aktivitas kembali bergerak dan pasokan dari Rusia dan Norwegia terbatas.

Kendati Rusia masih memenuhi kewajiban kontrak jangka panjangnya, volume ekspornya lebih rendah dari perkiraan mengingat Gazprom PJSC, BUMN penyedia gas alam Rusia, hanya menawarkan sedikit atau tanpa kapasitas tambahan.

Harga energi diperkirakan akan menurun pada April 2022, menurut draft dari UE. Namun, itupun masih di atas rata-rata dibandingkan dengan tahun-tahun setelahnya.

Athena dan Madrid mendesak pembentukan platform bersama untuk membeli gas alam. Sebelumnya, cara yang serupa juga sudah diajukan oleh blok ini pada dekade lalu dengan dukungan Eropa Timur seperti Polandia, yang telah lama menyuarakan ketergantungan UE pada Rusia.

Namun, proposal untuk pembelian bersama gagal mendapat dukungan mayoritas dari negara-negara anggota saat itu. Komisaris Energi UE Kadri Simson mengatakan awal pekan ini bahwa kompleksitas dan hambatan selalu lebih besar dari manfaat mekanisme semacam itu.

Para pemimpin Uni Eropa akan membahas krisis energi dan langkah-langkah untuk memperkecil dampak terhadap ekonomi pada pertemuan puncak di Brussels pada 21-22 Oktober.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper