Bisnis.com, JAKARTA – PT PLN (Persero) berhasil merampungkan penambahan kapasitas dan memberikan tegangan perdana atau energize Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Wotu sebesar 250 Mega Volt Ampere (MVA) di Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Sebelumnya, GITET Wotu Extension (Ext) 275/150 kV memiliki kapasitas interbus transformer (IBT) sebesar 90 MVA. Tambahan kapasitas itu membuat GITET Wotu menjadi yang terbesar di Indonesia bagian timur.
Penambahan kapasitas tersebut merupakan upaya PLN untuk menghadirkan listrik yang berkualitas dan andal, khususnya di Sulawesi.
General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Sulawesi Defiar Anis mengatakan bahwa peningkatan kapasitas IBT pada GITET Woku diharapkan mampu menambah pasokan daya listrik di Sulawesi Tenggara.
“Dengan energize-nya GITET Wotu ini akan membuat pasokan listrik semakin andal. Ini akan membuka peluang lebih besar untuk pertumbuhan investasi dan ekonomi,” kata Anis melalui keterangan resmi, Sabtu (9/10/2021).
Kebutuhan listrik di Sulawesi sendiri diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan industri di wilayah tersebut, khususnya untuk smelter. Kebutuhan listrik untuk smelter di Sulawesi diproyeksikan lebih dari 6.000 MVA.
Sebelumnya, PLN juga telah menandatangani perjanjian jual beli tenaga listrik sebesar 738 MVA dengan beberapa perusahaan, seperti Arafura Surya Alam di Sulawesi Utara, PT Banyan Tumbuh Lestari di Gorontalo, dan PT Huadi Nickel Alloy Indonesia.
Selain itu, PLN juga telah sepakat melakukan jual beli listrik kepada PT Ceria Nugraha Indotama, PT Bintang Smelter Indonesia, dan PT Macika Mineral Industri di Sulawesi Tenggara.
Dalam pembangunannya, PLN juga mengedepankan penggunaan komponen dalam negeri. GITET Wotu memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai sebesar 44 persen.
Angka tersebut lebih besar dari persentase yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54/2021 yang menyebut persentase minimum TKDN yang harus dipenuhi dalam setiap jenis proyek infrastruktur ketenagalistrikan tergantung kapasitasnya, baik untuk pembangkit, gardu induk, maupun transmisi.
“Kami senantiasa meningkatkan penggunaan komponen dalam negeri dalam setiap kegiatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Penggunaan TKDN di berbagai proyek kelistrikan, terutama dalam masa pandemi Covid-19, diharapkan dapat memacu perekonomian nasional,” ujarnya.