Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM Klaim Investasi Selama Pandemi Dongkrak Penciptaan Lapangan Kerja

realisasi investasi pada 2020 didukung lebih besar oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 7 persen.
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan
Sejumlah buruh pabrik pulang kerja di kawasan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, Jumat (17/4/2020)./ANTARA FOTO-Fauzan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat bahwa realisasi investasi di Indonesia turut mendorong peningkatan penciptaan lapangan kerja.

BKPM mencatat pada semester I/2021, realisasi investasi mencapai Rp442,7 triliun atau 49,2 persen dari target Rp900 triliun. Bersamaan dengan itu pula, realisasi investasi selama Januari-Juni 2021 telah menciptakan 623.715 lapangan kerja.

"Di tahun 2021 ini, [realisasi investasi ] di semester I sudah menciptakan 623.715 pekerjaan," kata Staf Ahli I Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Heldy Satrya Putera pada Forum Dialog HUT 83 Sinar Mas : Economic Outlook 2022, Rabu (6/10/2201).

Pada tahun sebelumnya, Heldy juga menyampaikan target realisasi investasi turut menciptakan lapangan kerja. Pada 2020, dia mencatat realisasi investasi sebesar Rp826,3 triliun atau 101,1 persen melebihi dari target Rp817,2 triliun telah menghasilkan 1.156.361 pekerjaan.

Bersamaan dengan hal tersebut, realisasi investasi pada 2020 didukung lebih besar oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar 7 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan penanaman modal asing (PMA) atau foreign direct investment (FDI).

Heldy menyebut FDI Indonesia, yang terkontraksi -2,4 persen, tidak mengalami penurunan sedalam yang dialami oleh negara-negara lain.

"Kita tahu dari laporan PBB, bahwa untuk foreign direct investment secara global [pada 2020], memang mengalami penurunan sampai -30 persen. Tapi di Indonesia, PMA atau foreign direct investment mengalami penurunan tapi tidak sedalam rata-rata global," kata Heldy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper