Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mendukung kawasan Desa Wisata Dieng Kulon, Banjarnegara menjadi bagian dari destinasi uji coba seiring rencana pembukaan kembali tempat wisata tahun ini.
Kendati demikian, Sandiaga meminta agar pelaku ekonomi kreatif di kawasan itu untuk tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat dan disiplin.
"Pak Kadis [Budpar Banjarnegara] diminta untuk mengajukan ke kami pengusulan uji coba pembukaan destinasi wisata di kawasan Dieng ini sehingga bisa kita persiapkan dan dimasukkan dalam daftar yang diujicobakan. Tapi prosesnya harus ada permohonan dari Kabupaten," kata Sandi melalui keterangan resmi, Kamis (7/10/2021).
Desa Wisata Dieng Kulon merupakan salah satu destinasi wisata yang banyak diminati wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Berada di dataran tinggi 2.093 mdpl, Dieng Kulon memiliki udara dingin dengan pemandangan alamnya yang indah. Karena keindahan alamnya ini juga Dieng dikenal dengan julukan Negeri di Atas Awan atau Nirwana.
Daya tarik wisatanya antara lain Bukit Sikunir dan Kawah Sikidang. Di kawasan ini juga terdapat Candi Arjuna serta Museum Kailasa di mana wisatawan dapat mengetahui sejarah terbentuknya Dieng. Wisatawan yang datang juga dapat menikmati berbagai suguhan seni seperti Tari Topeng Lengger, Kuda Lumping, dan Rampak Yaksa.
Yang paling menarik adalah Tradisi Ruwatan Rambut Gimbal yang kemudian dikemas oleh Pokdarwis setempat menjadi agenda tahunan bertajuk "Dieng Culture Festival". Dieng juga dikenal dengan berbagai produk ekonomi kreatifnya mulai dari kuliner seperti Mi Ongklok, Carica, Keripik Kentang, Keripik Jamur, serta minuman Purwaceng.
Baca Juga
"Kita ingin Desa Wisata Dieng Kulon bangkit, dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya, dan wisatawan kembali datang," kata Sandi.
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa Alif Fauzi mengatakan Dieng Culture Festival merupakan agenda tahunan yang selalu menarik minat wisatawan dan memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat. Pada 2018, sebelum pandemi Covid-19 melanda, ajang yang berlangsung selama tiga hari itu dapat menarik minat 180 ribu pengunjung.
"Dan memberikan manfaat bagi masyarakat di 18 desa sekitar. Kita sudah melakukan penelitian, bahwa wisatawan rata-rata pengeluarannya per hari selama festival tersebut sebesar Rp450.000. Sehingga total dalam tiga hari tersebut perputaran uang sekitar Rp90 miliar," kata Alif.
Dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif juga, banyak masyarakat yang memanfaatkan dengan mendirikan homestay. Saat ini tercatat terdapat 350 homestay dari awalnya yang hanya berjumlah 5.