Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Konstruksi 2021 Tersendat, Pasok Perkantoran 2022 Cukup Besar

Proses konstruksi gedung-gedung perkantoran baru sepanjang kuartal III tahun ini tersendat akibat pandemi Covid-19 yang belum terhenti meski belakangan mereda. Kondisi itu mendorong pasokan baru ruang perkantoran tahun depan cukup besar.
M. Syahran W. Lubis
M. Syahran W. Lubis - Bisnis.com 06 Oktober 2021  |  23:02 WIB
Konstruksi 2021 Tersendat, Pasok Perkantoran 2022 Cukup Besar
Jajaran gedung perkantoran di Jakarta./Bisnis - Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Proses konstruksi gedung perkantoran pada kuartal III tahun ini tertunda akibat pandemi Covid-19. Hal itu mendorong pasokan ruang perkantoran di Jakarta dan sekitarnya tahun depan cukup besar.

Menurut Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, penundaan pelaksanaan konstruksi itu membuat ketiadaan pasokan baru ruang perkantoran sepanjang Juli hingga September 2021.

Dia mengemukakan bahwa pasok kumulatif tetap berada di angka 6,96 juta m2 untuk kawasan pusat bisnis (central business district/CBD) Jakarta dan 3,63 juta m2 di luar CBD.

Ferry memerinci total pasokan baru pada tahun depan diperkirakan mencapai 435.000 m2 dengan sekitar 78 persennya berada di CBD. “Namun, setelah itu, pertumbuhan pasokan kantor baru akan cenderung terbatas pada 2024 dan 2025,” ungkapnya dalam paparannya pada Rabu (6/10/2021).

Pasok Kumulatif Perkantoran Jakarta (m2)

Sumber: Colliers Indonesia

Mengenai tingkat hunian, berdasarkan hasil penelitian konsultan properti itu, pada kuartal III 2021 rerata tingkat hunian di CBD 78,7 persen, turun 0,5 persen dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Sementara itu, rerata tingkat hunian non-CBD 77,8 persen, turun 0,6 persen qtq.

Di CBD, rerata tingkat hunian kantor tertinggi adalah grade B dan Premium yang masih berada di angka 80,1 persen dan 79,9 persen. Untuk non-CBD, rerata tingkat hunian tertinggi adalah grade C yakni 85,6 persen.

Colliers memproyeksikan pada akhir tahun ini rerata tingkat hunian ruang perkantoran akan terangkat akibat terbatasnya pasokan baru di CBD.

Sementara itu, di luar CBD rerata tingkat hunian diprediksi menurun karena besarnya pasokan baru dan belum tingginya komitmen penyewa untuk gedung-gedung baru yang segera beroperasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak Video Pilihan di Bawah Ini :

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

perkantoran bisnis properti
Editor : M. Syahran W. Lubis

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top