Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Disparitas Harga Batu Bara, Pelaku Usaha Harap DMO Ikuti Harga Pasar

Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berharap pemerintah mempertimbangkan kembali harga untuk domestic market obligation (DMO) batu bara di tengah memanasnya harga batu bara acuan (HBA) yang mencapai US$161,63 per metrik ton pada Oktober 2021.
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) berharap pemerintah mempertimbangkan kembali harga untuk domestic market obligation (DMO) batu bara di tengah memanasnya harga batu bara acuan (HBA) yang mencapai US$161,63 per metrik ton pada Oktober 2021.

Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia menyatakan, komitmen para pengusaha untuk mengikuti ketentuan DMO batu bara yang telah disepakati sejak 2018, yakni sebesar US$70 per metrik ton. Harga domestik itu ditetapkan untuk memberi kepastian harga emas hitam kepada PT PLN (Persero).

“Idealnya [DMO] menggunakan harga pasar. Namun, kami memahami kendala yang dihadapi pemerintah meregulasi harga ini, mengingat beban yang akan dihadapi oleh PLN jika pada saat harga pasar diterapkan. Apalagi di saat harga komoditas sedang tinggi,” katanya kepada Bisnis, Rabu (6/10/2021).

Pun demikian, APBI menginginkan agar pemerintah meninjau kembali harga batu bara untuk pasar domestik tersebut. Pasalnya, kondisi permintaan batu bara di pasar global sekarang sangat berbeda dengan saat penetapan 2018 lalu.

Harga komoditas tersebut terus merangkak sejak semester II/2021 seiring dengan tingginya permintaan batu bara dari pasar global, tetapi tidak didukung oleh pasokan yang memadai. Harga batu bara di bursa ICE Newcastle untuk kontak Desember 2021 mencapai US$267 per metrik ton.

Dari kenaikan tersebut, pemerintah juga menetapkan kenaikan harga batu bara acuan menjadi US$161,63 per metrik ton. Penetapan pada Oktober 2021 naik US$11,60 per metrik ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Di sisi lain, harga DMO masih tetap terpaku pada kesepakatan awal, yakni US$70 per metrik ton. Dari ketentuan harga domestik dan ekspor, diketahui disparitas harga tersebut mencapai US$91,63 per metrik ton.

“Kalau pemerintah bilang tetap US$70 per metrik ton, ya mau bilang apa. Akan tetapi, kalau ditanya ke kami, kami tidak pernah usulkan atau menuntut pemerintah. [Kami inginkan] Ikuti harga pasar. Ini idealnya. Kalau pengusaha sih maunya harga pasar,” terangnya.

Bisnis telah menghubungi Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Sujatmiko untuk dimintai tanggapan. Namun hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan dari yang bersangkutan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper