Bisnis.com, JAKARTA – PT Indomarco Prismatama, perusahaan pengelola jaringan ritel Indomaret, telah menambah sekitar 600 gerai sampai semester I/2021. Ekspansi gerai berlanjut seiring dengan pembukaan ekonomi secara bertahap dalam dua bulan terakhir.
“Sampai semester I/2021 kami membuka 600-an toko. Pembukaan ekonomi bertahap dua bulan terakhir ini dapat membantu menghidupkan kembali sektor ritel,” kata Managing Director PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf, Selasa (5/10/2021).
Wiwiek mengatakan, pembukaan secara bertahap di bidang ekonomi telah membantu pemulihan daya beli masyarakat. Hal itu menjadi sentimen positif untuk bisnis ritel ke depannya.
“Prospek ritel masih terbuka, tetapi sekarang kami harus mengembangkannya secara omnichannel, baik secara offline maupun online,” tambahnya.
Berdasarkan laporan Nielsen Retail Audit, total gerai Indomaret sampai akhir 2020 berjumlah 18.113 gerai. Jumlah tersebut bertambah 612 unit dibandingkan dengan akhir 2019, yakni 17.499 unit.
Sebelumnya, Pengamat ritel sekaligus Staf Ahli Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Yongky Susilo mengatakan bahwa berlanjutnya pembukaan gerai-gerai baru ritel modern merupakan cerminan optimisme dunia usaha pada kondisi perekonomian.
Kehadiran toko fisik baru juga menjadi upaya untuk mengamankan momentum kenaikan konsumsi tahun depan.
“Penanganan Covid-19 di Indonesia membuat pengusaha lebih optimistis. Dengan dibukanya mal dan tempat belanja secara bertahap dengan level, dunia usaha, terutama ritel terdampak. Meski masih ada beberapa pembatasan, pengusaha yakin ke depan akan direlaksasi lebih lanjut,” kata Yongky.
Yongky menuturkan, kebijakan selama penanganan pandemi tersebut memberi sentimen bagi pengusaha ritel untuk melanjutkan investasi dan melanjutkan rencana bisnis lama yang tertunda, termasuk membuka gerai baru.
Hal tersebut sekaligus sebagai persiapan untuk menghadapi akhir tahun dan festive season pada semester I/2022.
“Ekonomi akan jump start pada awal 2022 dan puncaknya pada Lebaran. Namun pelaku usaha harus belajar dari Lebaran 2021 yang saat itu diikuti dengan ledakan Covid-91,” imbuhnya.