Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tanah Jakarta Terus Turun, Kementerian PUPR Dorong Penggunaan Air Pipa 100 Persen

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong seluruh masyarakat di kawasan Jabodetabek untuk menggunakan air perpipaan untuk mendapatkan air minum mulai 2024.
Ilustrasi. Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)./ANTARA-Zabur Karuru
Ilustrasi. Pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)./ANTARA-Zabur Karuru

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong seluruh masyarakat di kawasan Jabodetabek untuk menggunakan air perpipaan untuk mendapatkan air minum mulai 2024.

Hal itu merupakan salah satu strategi pemerintah untuk mencegah kembali turunnya tinggi permukaan tanah Ibu Kota.

Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Diana Kusumastuti mengatakan bahwa salah satu penyebab turunnya permukaan tanah di DKI Jakarta adalah minimnya sumber air atas tanah.

Oleh karena itu, pemerintah akan membangun tiga sistem penyediaan air minum (SPAM) yang akan memasok air minum bagi warga Jakarta.

“Kami mengimbau kepada [Pemerintah Provinsi] DKI Jakarta untuk menyediakan air [baku] kepada seluruh masyarakat, yaitu dengan memanfaatkan [SPAM] Jatiluhur I, Karian–Serpong, dan Djuanda,” katanya dalam press briefing di Media Center Kementerian PUPR, Senin (4/10/2021).

Berdasarkan catatan PAM Jaya hingga tahun 2020, cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta menyentuh di angka 65,01 persen. Sementara itu, kapasitas ketersediaan air bersih mencapai 20.227,5 liter per detik (lpd).

Diana menyebut, pihaknya akan memanfaatkan setidaknya dua SPAM sudah dapat berfungsi pada 2024, yakni SPAM Jatiluhur I dan SPAM Karian–Serpong. Meski begitu, dia tidak dapat memastikan waktu operasional SPAM Djuanda lantaran lelang proyek tersebut belum menemukan pemenang.

SPAM Karian–Serpong sendiri akan melayani 1,84 juta jiwa yang disebar melalui sekitar 368.000 sambungan rumah (SR). Pemenang lelang SPAM Karian–Serpong akan bertugas untuk membangun instalasi pengolahan air (IPA) dan pipa transmisi sepanjang 25 kilometer.

Total investasi yang ditelan oleh SPAM Karian–Serpong mencapai Rp2,4 triliun. SPAM Karian–Serpong merupakan proyek KPBU unsolicited atau diprakarsai oleh badan usaha, yakni PT Adhi Karya (Persero) Tbk., Korean Water Resources Corporation, dan LG International Corporation.

Ketiga pemrakarsa proyek SPAM Karian–Serpong memenangkan lelang proyek tersebut dan membentuk badan usaha pelaksana, yakni PT Karian Water Services. PT Karian Water Services (KWS) akan memiliki konsesi SPAM Karian–Serpong selama 33 tahun, dengan rincian 3 tahun masa konstruksi dan 30 tahun masa pengoperasian.

Adapun, Jakarta akan mendapatkan alokasi terbesar dari kapasitas SPAM Karian–Serpong atau sebanyak 3.200 lpd yang disebar pada maksimal 256.000 SR. Kapasitas tersebut diproyeksikan dapat melayani 1,2 juta jiwa di Ibu Kota atau menambah kapasitas air pipa sebanyak 12 persen.

Sementara itu, Konstruksi SPAM Jatiluhur I akan dimulai sekitar Agustus 2021 jika DED proyek tersebut rampung pada akhir Januari 2021. Total nilai investasi proyek yang dialokasikan pemenang lelang adalah Rp1,67 triliun dengan tarif air minum terendah Rp2.799 per meter kubik untuk wilayah DKI Jakarta.

Dalam pembentukan BUP SPAM Jatiluhur I, Wijaya Karya berkontribusi sampai 30 persen atau Rp3 miliar terhadap modal awal, sedangkan Jaya Konstruksi 60 persen dan Tirta Gemah hingga 10 persen.

Dengan kata lain, modal awal yang akan didapatkan BUP SPAM Jatiluhur I adalah senilai Rp10 miliar. Perusahaan patungan tersebut memenangkan perjanjian KPBU selama 30 tahun.

Dalam laman resmi Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas, SPAM Jatiluhur I memiliki total investasi senilai Rp1,9 triliun. Target produksi SPAM tersebut mencapai 5.000 liter per detik.

SPAM Jatiluhur dapat menambah sekitar 15 persen cakupan layanan air bersih di DKI Jakarta dalam beberapa waktu ke depan.

Di samping itu, konstruksi SPAM Djuanda ditargetkan pada 2021–2023. Untuk operasional secara komersial ditargetkan pada 2023 dan pengakhiran kerja sama yaitu pada 2050.

Masa kontrak proyek itu melalui bangun guna serah (build, operate, transfer) selama 30 tahun dengan pengembalian investasi melalui tarif air.

Proyek tersebut diprakarsai oleh konsorsium yang beranggotakan Maynilad Water Serv. Inc., Metropac Water Invest. Corp., PT Varsha Zamindo Lestari, PT PP (Persero) Tbk., dan PT PP Infrastruktur. SPAM Djuanda dirancang memiliki total kapasitas hingga 14.000 lpd

Diana mengatakan, ketiga SPAM tersebut akan beroperasi pada 2024. Namun demikian, ketiga SPAM tersebut akan terus dibangun hingga memiliki kapasitas produksi optimal.

“Mudah-mudahan 2030 sudah selesai semua [konstruksi ketiga SPAM tersebut]” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper