Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Pelayaran Asing Bantah Isu Kelangkaan Kontainer

Mediterranean Shipping Company, perusahaan pelayaran asing, membantah isu kelangkaan kontainer di Indonesia.
Truk melintas di kawasan pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha
Truk melintas di kawasan pelabuhan peti kemas Jakarta International Container Terminal (JICT) di Jakarta, Kamis (19/12/2019). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Mediterranean Shipping Company (MSC) Indonesia, salah satu Main Line Operator (MLO) di Indonesia yang berpusat di Swiss, menilai tak adanya persoalan kelangkaan kontainer di Indonesia melainkan kelangkaan ruang kapal di Kapal pengangkut berkapasitas besar atau mother vessel.

Managing Director MSC Dhany Novianto menjelaskan persoalan yang terjadi bukanlah terkait dengan kelangkaan kontainer sehingga kebijakan yang seharusnya diambil oleh pemerintah adalah untuk mendorong laju impor ke Indonesia. Menurutnya para MLO juga sudah selalu memasukan peti kemas kosong ke Indonesia setiap minggunya untuk menopang kebutuhan ekspor karena kontainer dari impor tidak cukup.

“Kami sudah mengalokasikan peti kemas eks impor, tergantung kebutuhan masing masing MLO setiap minggu. Angkanya bervariasi, contoh untuk MLO MSC selalu membawa peti kemas kosong masuk ke Jakarta dan Surabaya, khususnya 40HC sebanyak 500 unit setiap minggu masing-masing untuk Jakarta dan Surabaya,” ujarnya, Kamis (30/9/2021).

Menurutnya upaya tersebut sudah cukup membantu bagi eksportir dari sisi kebutuhan kontainer.

“Seperti yang tadi saya sampaikan permasalahan utama sekarang ini adalah kelangkaan ruang kapal di mother vessl. Kelangkaan ruang kapal dikarenakan imbas dari pada kongesti yang terjadi di pelabuhan Amerika, Eropa dan di China yang menyebabkan kapal terlambat kembali ke Asia,” imbuhnya.

Selain itu, lonjakan harga ocean freight dikarenakan utamanya kurangnya kapal karena disebabkan terlambat kembali ke Asia karena kongesti di sejumlah pelabuhan tersebut, dan juga naiknya harga bahan bakar minyak (bunker).

“Terkait dengan ocean freight tersebut sudah diatur langsung oleh kantor pusat untuk kami tawarkan di pasar sesuai panduan dari kantor pusat mengacu terhadap dua hal tersebut yang telah disebutkan,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemerintah sedang dalam proses mengajukan permintaan kepada Main Line Operator/MLO agar mengalokasikan sekitar 15 persen dari kontainer eks impor untuk tidak dilakukan repo, sehingga dapat digunakan kembali oleh eksportir dari Indonesia.

Direktur Lalu Lintas Laut Kemenhub Mugen Sartoto menjelaskan surat tersebut masih berproses dan tinggal menunggu persetujuan dari Menteri Perhubungan. Surat tersebut merespons keluhan para pelaku soal kelangkaan kontainer yang masih dihadapi hingga saat ini. Sebelumnya pemerintah telah meminta penjelasan terkait persoalan tersebut kepada agen cabang MLO yang ada di Indonesia, tetapi tidak memperoleh kepastian.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper