Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menyiapkan mitigasi agar kejadian sambaran petir yang menyebabkan tangki penampungan bahan bakar minyak (BBM) di Kilang RU VI Balongan terbakar tidak terulang kembali.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional Djoko Priyono mengatakan bahwa pihaknya langsung berbenah diri dengan meningkatkan penyempurnaan sistem pengamanan atau accelerate preventive respond (APR) di area Kilang Balongan, salah satunya dengan memasang alat lightning protection system (LPS).
Dia menyebutkan, pemasangan LPS tersebut merupakan langkah yang melebihi standardisasi pengamanan kilang. Kajian engineering terkait pemasangan 124 alat LPS itu pun telah selesai dilakukan.
“Mungkin bulan depan kami sudah ada working contract untuk pemasangan lightning protection,” katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR, Rabu (29/9/2021).
Mitigasi lainnya, kata Djoko, Kilang Balongan akan dilengkapi dengan offensive fire protection system (OFGS). Pihaknya pun tengah melaksanakan proses tender guna merealisasikan sistem tersebut di Kilang Balongan.
Penyempurnaan pengamanan juga dilakukan di tangki-tangki penyimpanan BBM lainnya dengan penambahan alat pengamanan, seperti automatic tank gauge (ATG), sirine, motor operated valve (MOV), dan flammable gas detection system (FDGS).
Baca Juga
“Ditargetkan pada 2022 seluruhnya dapat terselesaikan,” ucapnya.
Selain mitigasi dari alat pengamanan, lanjut Djoko, mitigasi juga dilakukan dengan pengalihan jalan di depan area Kilang Balongan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dan pengguna jalan yang melintas.
Pada 26 April 2021, Pertamina telah mengajukan usulan pengalihan jalan kepada Kementerian Perhubungan. Sementara itu, pada 3 September 2021 Sekretariat Kabinet telah menyampaikan surat kepada Menteri Perhubungan untuk menindaklanjuti pengalihan jalan di depan Kilang Balongan.
“Minggu lalu kami juga sudah melakukan koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat terkait izin pengalihan jalan, dan beliau sangat mendukung,” jelasnya.
Di samping itu, Pertamina akan menambah area buffer zone kilang untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat di area terdampak. Di area Kosambi, pihaknya telah menetapkan lokasi tahap 2 untuk pengembangan proyek petrokimia Jawa Barat.
“Kami juga sudah sampaikan ke Gubernur Jabar terkait Penlok 2 ini, dan saat ini kami sedang koordinasi dengan KJPP untuk penghitungan ganti rugi dan juga sosialisasi kepada masyarakat yang mempunyai tanah dan rumah di area Kosambi,” ucapnya.