Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengonfirmasi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021–2030 telah rampung dan diteken oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Seperti diketahui, RUPTL PLN menjadi acuan bagi pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik dalam waktu 10 tahun ke depan. Kali ini, roadmap itu juga akan lebih mengedepankan pengembangan energi baru terbarukan.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengonfirmasi bahwa rencana usaha penyediaan setrum itu telah rampung.
“Nanti oleh Pak Menteri [Arifin Tasrif] dan Dirjen Ketenagalistrikan [Rida Mulyana] yang akan mengumumkan,” katanya kepada Bisnis, Rabu (29/9/2021).
Selain itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa juga mengonfirmasi hal yang sama. Namun dia mengaku belum memegang berkas yang telah disepakati tersebut.
Dia memastikan RUPTL PLN 2021–2030 telah rampung dan telah diteken menteri.
Baca Juga
“Sudah [rampung] dan sudah ditandatangan pak Menteri. Bocoran saya tidak punya, harusnya minggu ini mau dikeluarkan. Mungkin Jumat ya,” katanya saat dikonfirmasi Bisnis.
Terakhir kali pemerintah mengesahkan RUPTL PLN 2018–2027 pada 13 Maret 2018. Kemudian tahun ini pemerintah merevisi RUPTL untuk mendukung pengembangan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) selain dampak pandemi Covid-19.
Pada RUPTL PLN 2018–2027, pemerintah memproyeksi rata-rata kebutuhan pertumbuhan konsumsi listrik sekitar 6,86 persen dengan rencana pembangkit listrik mencapai 56.024 MW.
Selain itu, bauran energi pembangkit hingga 2025 yakni batu bara 54,4 persen, EBT 23 persen, gas 22,2 persen, serta BBM 0,4 persen.
Sementara itu, dalam RUPTL 2021–2030 diperkirakan pengembangan pembangkit didominasi oleh bauran EBT.