Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan keuangan yang beroperasi di Asia termasuk DBS Group Holdings Ltd. menilai krisis Evergrande tidak berpengaruh kepada perusahaan dan meyakini kasus utang jumbo itu tidak akan menjadi risiko sistemik bagi industri perbankan di kawasan.
"Saya tidak berpikir banyak bank Asia terpengaruh. Saya tidak berpikir ini akan menghancurkan industri perbankan Asia," kata Chief Executive Officer DBS Group Holdings Ltd. Piyush Gupta, dikutip Bloomberg pada Senin (27/9/2021).
Pasar keuangan global bersiap menghadapi potensi keruntuhan Evergrande yang terlilit kewajiban lebih dari US$300 miliar. Perusahaan ini menjadi penerbit obligasi berdenominasi dolar terbesar dengan imbal hasil tinggi di China dan dikhawatirkan tidak mampu menyelesaikan pembayaran kupon dan tagihan bank.
Sementara itu, salah satu investor real estat AS yang terbesar, Investcorp Holdings BSC masih optimistis terhadap China dan memperkirakan krisis Evergrande akan menawarkan peluang baru bagi modal swasta dan manajer aset alternatif yang berusaha ekspansi di Asia.
Kepala Eksekutif Investcorp Mohammed Alardhi menggambarkan masalah pengembang China sebagai masalah sementara dan kemungkinan efeknya akan tertahan di Asia.
Bos perusahaan yang berbasis di Bahrain ini juga mengatakan situasi tersebut bahkan dapat memiliki efek menenangkan untuk harga real estat yang menggelembung di beberapa bagian China.
Baca Juga
“Kami di sana untuk [mencari] kesempatan, kami di sana untuk jangka panjang," katanya.
Investcorp melalui cabang di Beijing akan fokus mengembangkan teknologi , layanan kesehatan dan sektor makanan.