Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Mahal, Pengembangan Energi Panas Bumi Capai US$4 Juta per MW

Pengembangan panas bumi di dalam negeri masih terganjal dengan tingginya investasi yang diperlukan. Untuk mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia, diperlukan US$4 juta–US$5 juta agar bisa mendapatkan 1 megawatt (MW) listrik.
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman
Pekerja melakukan pemeriksaan rutin jaringan instalasi pipa di wilayah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Salak yang berkapasitas 377 megawatt (MW) milik Star Energy Geothermal, di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Pengembangan panas bumi di dalam negeri masih terganjal dengan tingginya investasi yang diperlukan. Untuk mengembangkan potensi panas bumi di Indonesia, diperlukan US$4 juta–US$5 juta agar bisa mendapatkan 1 megawatt (MW) listrik.

Dari perkiraan jumlah investasi yang diperlukan untuk pengembangan panas bumi itu, pengeboran atau drilling menjadi tahapan yang paling banyak menelan biaya.

Vice Chairman Jakarta Drilling Society Ashadi mengatakan bahwa biaya untuk tahapan drilling mencapai 40 persen dari total investasi yang diperlukan.

Kondisi tersebut akhirnya membuat para pengembang harus memastikan potensi panas bumi di satu titik dengan sangat matang.

Selain itu, biaya infrastruktur pengembangan panas bumi memerlukan biaya sekitar 10–15 persen dari total kebutuhan. Belum lagi biaya peralatan hingga manajemen proyek yang juga masuk dalam investasi.

“Bangun 10 MW kurang lebih [memerlukan investasi] US$40 juta. Ini data sebelumnya. Namun dengan ada economic of skill tentu cost of manufacturing jadi lebih murah, yang tadinya US$4 juta–US$5 juta bisa ditekan menjadi US$3–US$4 juta per MW,” katanya saat media training, Sabtu (26/9/2021).

Sementara itu, Chairman Jakarta Drilling Society Yudi Hartono menerangkan bahwa drilling cost berkisar antara 30–60 persen dari kebutuhan biaya keseluruhan proyek panas bumi.

“Biayanya US$60.000–US$80.000 per hari. Biaya pengeboran di setiap lapangan panas bumi bisa mencapai US$1,8 juta–US$11 juta,” terangnya.

Tingginya bujet terhadap pengembangan energi panas bumi pun membuat pemerintah menggelontorkan sejumlah insentif untuk mempercepat investasi pada industri berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini.

Salah satunya, yakni government drilling, suatu program yang diharapkan mampu mengurangi risiko hulu pemboran. Langkah itu diharapkan dapat menarik minat investor mengembangkan energi panas bumi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rayful Mudassir
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper