Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Bikin Fokus Infrastruktur Air Minum Beralih ke Perdesaan

Pandemi Covid-19 telah mengubah strategi pemerintah dalam mencapai target penyediaan air minum hingga 2024. Titik persebaran sambungan rumah (SR) dan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) sekarang berpindah ke perdesaan.
Ilustrasi petugas mencatat penggunaan air pelanggan layanan air bersih yang dikelola oleh Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS)./Istimewa
Ilustrasi petugas mencatat penggunaan air pelanggan layanan air bersih yang dikelola oleh Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah mengubah strategi pemerintah dalam mencapai target penyediaan air minum hingga 2024. Titik persebaran sambungan rumah (SR) dan konstruksi sistem penyediaan air minum (SPAM) sekarang berpindah ke perdesaan.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendata, kontribusi SPAM di perdesaan atau Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) mencapai 96,77 persen dari total SR pada 2020. Adapun, total SR yang bertambah pada tahun lalu mencapai sekitar 620.000 sambungan.

“Penambahan cakupan pelayanan Pamsimas kontribusinya sangat besar, bisa sampai 80 persen, [sedangkan] perkotaan hanya 20 persen,” kata Kasubdit Perencanaan Teknis SPAM Kementerian PUPR Dades Prinandes kepada Bisnis, Kamis (23/9/2021).

Sementara itu, target penambahan SR dari Pamsimas pada tahun ini diproyeksikan melampaui target.

Dades berujar, pihaknya telah mengindikasikan penambahan SR dari Pamsimas dapat mencapai level 450.000 SR, sedangkan target penambahan SR dari Pamsimas pada 2021 hanya 400.000 SR.

Menurutnya, pengalihan strategi tersebut disebabkan oleh pengubahan strategi menjadi fokus ke program konstruksi bersifat padat karya. Dalam Kementerian PUPR, program tersebut adalah Padat Karya Tunai (PKT), sedangkan Pamsimas merupakan salah satu program PKT.

Berdasarkan catatan Bisnis, Program Pamsimas Kementerian PUPR mendapatkan tambahan anggaran Rp33 miliar menjadi Rp910 miliar. Hal tersebut membuat target pelaksanaan desa bertambah dari 135 desa menjadi 4.390 desa.

Program Pamsimas pada tahun ini ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja hingga 46.050 orang. Adapun, program Pamsimas berkontribusi sekitar 17,83 persen pada program PKT Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR.

Dengan kata lain, strategi yang diterapkan pemerintah untuk mencapai target penyediaan air minum 2024 berubah dari terpusat di wilayah perkotaan menjadi tersebar ke wilayah perdesaan.

Namun demikian, Dades mengatakan bahwa tidak semua wilayah dapat mengadopsi pengoperasian Pamsimas.

Dades menjelaskan, Pamsimas hanya bisa digunakan oleh desa atau wilayah dengan penduduk kurang dari 500 kepala keluarga. Pasalnya, Pamsimas dikelola secara swadaya oleh warga sekitar.

Menurutnya, wilayah dengan jumlah penduduk lebih dari 500 kepala keluarga harus menggunakan pengelola SPAM, dalam hal ini Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).

Selain untuk mengatasi dampak finansial ke masyarakat dari pandemi Covid-19, Dades menilai, pembangunan SPAM untuk wilayah perkotaan membutuhkan dana cukup tinggi. Sementara itu, pembangunan Pamsimas terbilang lebih rendah lantaran menggunakan metode padat karya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Lili Sunardi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper