Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini menjadi 3,5 persen, dari sebelumnya 4 persen.
ADB juga merevisi turun perkiraan untuk Asia Tenggara. Keputusan ini diambil karena ekonomi di subkawasan ini terus bergulat dengan varian virus baru, penguncian dan pembatasan yang berkelanjutan, dan peluncuran vaksin yang lambat.
Proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara untuk tahun 2021 dan 2022 telah diturunkan masing-masing menjadi 3,1 persen dan 5,0 persen, dari perkiraan 4,4 persen dan 5,1 persen pada bulan April.
Revisi ini bukan hal yang mengejutkan. Pasalnya, Vice President Knowledge Management and Sustainable Development of the Asian Development Bank (ADB) Bambang Susantono telah mengingatkan kebijakan ini sebelumnya.
“Terakhir pada Juli lalu kita perkirakan 4 persen. Kencenderungannya akan turun. Sekitar 3,5 persen sampai 4 persen dan itu nanti biasanya dikeluarkan bulan September,” katanya pada diskusi virtual, Selasa (31/8/2021).
Adapun, ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 juga direvisi ke bawah menjadi 4,8 persen dari sebelumnya 5 persen. ADB juga mengingatkan inflasi di negara berkembang Asia diperkirakan akan tetap terkendali, pada 2,2 persen pada tahun ini dan 2,7 persen pada tahun 2022.
"Tren harga komoditas dan pangan internasional yang lebih tinggi saat ini dapat memicu inflasi di beberapa ekonomi kawasan," tulis ADB dalam siaran persnya, Rabu (22/9/2021).