Bisnis.com, JAKARTA – Impor gandum untuk pakan ternak berlanjut di tengah gejolak harga jagung di dalam negeri. Hal ini ditunjukkan dengan masuknya impor gandum pakan oleh PT Berdikari (Persero) pada Selasa (21/9/2021).
Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara mengatakan kedatangan gandum gelombang ketiga ini merupakan solusi dalam upaya menjaga stabilitas harga produk unggas mulai dari live bird, daging ayam hingga telur.
Gandum yang didatangkan memiliki klasifikasi pakan ternak sehingga berbeda dengan gandum untuk bahan baku pangan konsumsi. Selain sebagai upaya stabilisasi harga pakan ternak, kedatangan gandum spesifikasi pakan ini juga memberikan pemasukan negara.
Tidak seperti gandum untuk konsumsi/pangan yang tidak dikenakan bea masuk, gandum untuk pakan dikenakan bea masuk sebesar 5 persen.
Berdikari yang merupakan bagian dari Klaster Pangan BUMN akan mendatangkan gandum klasifikasi pakan ternak sebanyak 300.000 ton sampai dengan November 2021. Adapun dalam pengiriman ketiga, volume yang masuk berjumlah 25.000 ton.
“Gandum yang Berdikari datangkan adalah amanat pemerintah dalam upaya bersama menstabilkan harga pakan ternak. Dengan begitu, produsen pakan ternak yang tergabung dalam Gabungan Perusahaan Makanan Ternak dapat menjaga stabilitas harga pakan sehingga kelangsungan bisnis peternak ayam dapat terjaga, serta masyarakat dapat menikmati produk unggas yang berkualitas dan terjangkau,” kata Harry di sela proses bongkar muat gandum di Cigading, Banten seperti dikutip dari keterangan resmi, Rabu (22/9/2021).
Baca Juga
Harry mengatakan bahwa distribusi dan penyaluran logistik dari gandum akan bersinergi dengan Berdikari Logistik Indonesia sebagai unit bisnis perusahaan.
"Gandum didatangkan secara bertahap dengan memantau pergerakan harga serta ketersediaan jagung pakan di sentra produksi lokal sehingga dapat memberikan dampak positif bagi petani," tambahnya.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan pada Juni 2021 mengatakan pemerintah telah menyetujui impor gandum sebagai alternatif bahan baku pakan ternak sebanyak 300.000 ton sebagai antisipasi atas risiko gejolak harga pakan unggas.
Keputusan ini keluar melalui rapat koordinasi teknis lintas kementerian dan lembaga yang dilaksanakan pada 23 April 2021.
“Betul, pemerintah melalui rakornis telah menyetujui impor gandum untuk alternatif pakan ternak sebanyak 300.000 ton. Pelaksanaannya melalui mekanisme business to business setelah berkoordinasi dengan GPMT. Artinya pelaku bisnis yang melaksanakan,” kata Oke saat itu.
Oke mengatakan pemerintah tidak mengeluarkan persetujuan impor (PI) untuk importasi gandum untuk pakan. Dia mengatakan bahwa komoditas tersebut tidak masuk daftar barang yang tata niaganya diatur. Gandum sendiri bisa menjadi substitusi jagung dalam pakan ayam, meski komposisinya tidak terlalu besar untuk pakan ayam petelur.