Bisnis.com, JAKARTA - Merger BUMN Pelabuhan Pelindo I, II, III, dan IV akan dilaksanakan pada 1 Oktober 2021. Merger diharapkan dapat menekan biaya logistik di Indonesia.
Direktur Utama Pelindo II sekaligus OC Integrasi Pelindo Arif Suhartono menerangkan sesuai rencana merger yang merupakan program yang sudah lama direncanakan dapat rampung awal Oktober 2021.
"Merger kalau tidak ada hambatan, aral melintang, akan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2021, program ini sebenarnya sudah sangat lama yang mungkin kejadian ini tidak tahu yang ke berapa. Rencana pemerintah gabungkan Pelindo I hingga IV sudah sejak 10-15 tahun lalu," jelasnya dalam Sosialisasi Penggabungan Pelindo, Senin (20/9/2021).
Dia bercerita latar belakang merger kaitannya dengan logistik di Indonesia. Logistic cost di Indonesia pada 2018-2019 di atas 23 persen dengan di dalamnya 2,8 persen kontribusi dari logistik terkait air, yakni pelabuhan dan shipping line.
Biaya langsung dari pelabuhan sebenarnya hanya 1,4 persen dan yang lebih besar biaya dari transportasi darat dan penyimpanan (inventory). Kendati demikian, performa pelabuhan terangnya dapat berdampak pada biaya logistik yang lainnya.
"Saat ini pengelolaan Pelindo I hingga IV punya kapabilitas berbeda dari sisi keuangan, pengalaman dan orangnya, ini berimbas pada terjadinya perbedaan pengoperasian dan terjadi ketidakefisienan mata rantai logistik di kepelabuhanan," paparnya.
Baca Juga
Ketidakefisienan ini menjadi salah satu alasan utama pemerintah melalui Kementerian BUMN melakukan integrasi Pelindo I hingga IV. Harapannya setelah merger layanan kepelabuhanan terstandardisasi, setelah pola operasi standar, terjadi peningkatan kapasitas.
Setelah merger, Pelabuhan Indonesia (Pelindo) akan bergerak berdasarkan lini bisnisnya bukan lagi wilayah operasi. Masing-masing Pelindo entitas lama akan menjadi kantor cabang regional, sementara aktivitas bisnis terdiri atas 4 klaster utama.
Sebanyak 4 klaster bisnis tersebut terdiri atas PT Petikemas (TPI) yang akan fokus menjadi operator terminal petikemas kelas dunia, perusahaan baru dengan nama PT Non Petikemas yang diisi anak-anak usaha operator terminal non petikemas yang fokus pada konektivitas Indonesia.
Kemudian, perusahaan baru PT Logistik & Hinterland yang fokus mengurusi penyedia jasa dan operasi untuk aktivitas logistik dengan hinterland. Serta perusahaan baru PT Marine, Equip and Port yang fokus pada integrasi ekosistem pemain logistik di Pelabuhan.
Keberadaan anak-anak usaha dari Pelindo I, II, III, dan IV akan berada di bawah klaster bisnis yang sesuai dengan jenisnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan merger Pelindo merupakan hasil dari proses panjang karena begitu banyaknya pihak yang terlibat dan membutuhkan persetujuan yang panjang.
"Pelindo salah satunya, diberi dukungan berbagai pihak, korporasi BUMN ini kertasnya banyak untuk persetujuannya, kemarin Pelindo sudah disetujui untuk bisa merger I, II, III, dan IV akan jadi kekuatan tersendiri," paparnya.
Erick menegaskan salah satu fokus utama dari merger Pelindo ini adalah Pelabuhan Petikemas. Petikemas setelah dievaluasi dan digabungkan, hasilnya akan menjadi Pelabuhan Petikemas terbesar nomor 8 di dunia secara kapasitas.
"Kami bangun lokomotif baru di perekonomian. dimana logistik hari ini masih 26 persen, mahal dibanding negara lain dan masuk ke cost production itu harus kita tekan supaya lebih kompetitif," urainya.