Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Survei Rumah.com: Hunian Ramah Lingkungan Mulai Diminati

Warga kelas menengah menjadi kelompok yang paling menyadari akan pentingnya apartemen atau rumah ramah lingkungan. 
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters
Deretan apartemen di Jakarta dalam foto file 2017./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Masyarakat Indonesia mulai menyadari pentingnya memiliki rumah ramah lingkungan. Hal tersebut tecermin dengan meningkatnya tren penjualan properti dengan fitur ramah lingkungan.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan memasuki dekade 2020-an, gejala perubahan iklim makin tampak nyata. Hal itu adanya gelombang panas hingga banjir bandang menimpa manusia di berbagai belahan dunia dan permasalahan sampah serta kebakaran hutan yang kerap terjadi. 

Situasi ini mendorong banyak perubahan, tak terkecuali di sektor properti. Developer yang menawarkan hunian berkelanjutan mulai menjamur di banyak tempat. Begitu pula dengan konsumen yang mulai sadar akan pentingnya bermacam-macam fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen incaran mereka.

Berdasarkan Rumah.com Consumer Sentiment Survey (CSS) H2 2021, sejumlah responden merasa fitur-fitur ramah lingkungan pada rumah atau apartemen menjadi sangat penting.

Menurutnya, kesadaran akan hunian berkelanjutan itu muncul setelah konsumen merasakan manfaat dari berbagai fitur ramah lingkungan yang ditawarkan pada hunian-hunian yang mengusung konsep tersebut. 

"Pemakaian listrik menjadi masalah yang paling diperhatikan oleh konsumen properti di Indonesia," ujarnya, Jumat (17/9/2021). 

Dari 1.031 responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey (CSS) H2 2021, sebanyak 48 persen di antaranya mementingkan rumah dengan fitur yang dapat mengurangi penggunaan listrik.

Selain itu, konsumen juga senang jika dapat bepergian tanpa menggunakan kendaraan pribadi bermotor seperti mobil atau motor. 

"Responden menginginkan hunian yang lokasinya mudah dijangkau dengan transportasi publik demi mengurangi dampak-dampak ketergantungan akan kendaraan pribadi, seperti polusi udara dan kebisingan," katanya. 

Marine menuturkan apabila harus membayar lebih untuk mendapatkan apartemen atau rumah ramah lingkungan, sebagian responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey (CSS) H2 2021 mengaku tidak keberatan. 

"Sebanyak 54 persen responden lainnya mengatakan masih menimbang-nimbang lagi saat memilih properti dengan fitur ramah lingkungan, kalau harus menguras dompet lebih dalam," ucapnya. 

Para responden ini menyadari fitur tambahan dalam setiap barang yang dibeli tentu punya harga tersendiri, termasuk rumah ramah lingkungan. Salah satu responden mengaku tidak masalah jika harus membayar lebih karena fitur keamanan, ramah lingkungan, dan smart living sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

"Kesiapan membayar lebih atas rumah ramah lingkungan yang mereka beli paling banyak muncul dari golongan usia termuda," tuturnya. 

Responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey (CSS) H2 2021 yang berusia 22-29 menyatakan tidak keberatan akan setiap biaya yang harus dikeluarkan demi mendapatkan rumah ramah lingkungan.

Sementara itu, konsumen yang berusia antara 40-59 tahun cenderung menolak untuk merogoh kocek lebih dalam hanya karena terdapat fitur ramah lingkungan pada rumah ataupun apartemen yang akan mereka beli. Responden berusia 40-49 tahun menjadi yang paling keberatan akan biaya tambahan ini. 

"Hanya 19 persen responden dari kalangan tersebut yang mau membayar lebih mahal untuk rumah ramah lingkungan," ujarnya. 

Adapun bagi kelompok usia 50-59 tahun, rumah ramah lingkungan dengan harga yang sedikit lebih mahal sebenarnya masih menjadi preferensi untuk 31 persen responden di antaranya. Tetapi, angka penolakannya pun menjadi yang paling tinggi dibandingkan kelompok usia lain, yakni meliputi 25 persen responden.

Warga kelas menengah menjadi kelompok yang paling menyadari akan pentingnya apartemen atau rumah ramah lingkungan. 

"Sebanyak 33 persen responden Rumah.com Consumer Sentiment Survey (CSS) H2 2021 dari kalangan menengah menginginkan fitur ramah lingkungan pada properti yang mereka beli, sekalipun harus mengorek kantong lebih dalam. Hanya satu dari sepuluh responden berpendapatan menengah yang menolak membayar lebih mahal," katanya. 

Di sisi lain, lanjut Marine, masyarakat yang berpendapatan lebih rendah cenderung menolak untuk membeli rumah ramah lingkungan jika harganya lebih mahal.

Meski tetap lebih banyak yang bersedia, yaitu 26 persen dari total responden kalangan bawah, rasa keberatan di kelompok ini tetap menjadi yang tertinggi dibandingkan kelompok lain, yakni meliputi 21 persen responden.

"Dengan begitu, apartemen atau rumah ramah lingkungan sebenarnya lebih banyak diincar oleh generasi muda dari kalangan menengah," ucapnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper