Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Oppo di China Pangkas 20 Persen Karyawan. Ada Apa?

Dilansir Bloomberg pada Kamis (16/9/2021), seorang sumber mengatakan Oppo sedang memperkecil langkah setelah ekspansi yang terlalu cepat melawan pasar premium yang dipimpin oleh Apple Inc.
Logo Oppo tampak di stasiun kereta di Singapura./Reuters-Edgar Su
Logo Oppo tampak di stasiun kereta di Singapura./Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Pembuat smartphone Oppo memangkas sekitar 20 persen karyawannya di bagian software dan perangkat setelah merger dengan OnePlus, salah satu konsolidasi besar pertama dalam industri seluler China yang sedang berjuang dengan kelangkaan chip dan pandemi yang belum mereda.

Dilansir Bloomberg pada Kamis (16/9/2021), seorang sumber mengatakan Oppo sedang memperkecil langkah setelah ekspansi yang terlalu cepat melawan pasar premium yang dipimpin oleh Apple Inc.

Pemangkasan karyawan ini berdampak pada unit penting seperti tim yang mengembangkan ColorOS, sistem operasi Oppo ke dalam Android dan juga divisi Internet of Things yang mengembangkan spektrum perangkat seperti jam tangan pintar dan earbuds.

Seperti diberitakan sebelumnya, Oppo telah melakukan merger dengan brand high end OnePlus pada pertengahan 2021. Kendati dapat saling mendukung, penggabungan perusahaan berdampak pada posisi yang berlebihan.

Perwakilan Oppo menolak untuk mengungkapkan detailnya, tetapi mengatakan saat ini, tim R&D untuk ponsel dan penjualan ke luar negeri belum terdampak akibat pemangkasan karyawan.

Oppo yang menawarkan diri dengan keunggulan baterai dan memori yang lebih besar berupaya untuk menarik pelanggan di daerah pedesaan.

Namun, investasi besar di India, Asia Tenggara, hingga Eropa belum juga membuahkan hasil. Perusahaan bersaing ketat dengan Xiaomi Corp. dan Apple. Saat ini bisnis Oppo semakin terhambat dengan lesunya penjualan ritel dan pandemi Covid-19 yang mengunci beberapa wilayah di China.

Ekspansi di area lain juga belum berhasil, seperti pada produk smartwatch yang hanya mencetak pangsa pasar di bawah 1 persen secara global. Adapun perangkat earwear hanya menyumbang 1,7 persen, menurut prediksi analis IDC Bryan Ma.

"Perusahaan ini tersebar tipis di beberapa bidang, menyerang pasar premium, membuat taruhan regional besar dan pindah ke perangkat wearable. Pemangkasan [karyawan] mungkin dilakukan untuk penghematan biaya sebagai perubahan taktik," kata Tarun Pathak, direktur riset di Counterpoint Research.

Untuk merebut pasar dalam negeri, Oppo membanjiri para pengecer dengan bonus besar dan mempercantik gedung kantor pusat di Shenzhen yang dirancang oleh Zaha Hadid Architects yang dilengkapi dengan lobi vertikal 20 lantai dan galeri seni.

Pengiriman smartphone global Oppo melonjak 37 persen pada kuartal II/2021, tetapi itu hampir tidak cukup untuk mempertahankan peringkat ke-4, menurut perusahaan riset IDC.

OnePlus telah menerobos pasar AS lebih dalam dibandingkan dengan mereka China lainnya. Namun, OnePlus juga gagal bersaing dengan Apple dan Samsung Electronics Co. di antara pengguna premium.

Sementara itu, rival lokalnya, Huawei Technologies Co., yang merupakan vendor ponsel pintar terbesar di China telah menjual sebagian besar bisnis perangkatnya pada tahun lalu setelah AS memberikan sanksi kepada semikonduktor China yang berperan vital bagi pasokan industri teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nindya Aldila
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper