Bisnis.com, JAKARTA – PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk. (SBMA) berencana untuk meningkatkan produksi oksigen medis untuk memenuhi kebutuhan nasional saat menghadapi pandemic Covid-19. Langkah itu juga dilakukan untuk mendorong pendapatan perusahaan.
Direktur SBMA Iwan Sanyoto mengatakan bahwa kapasitas produksi oksigen medis akan terus ditambah melalui pembangunan pabrik baru.
Menurutnya, ceruk pasar untuk oksigen medis masih sangat besar. Terlebih, hingga saat ini kasus positif Covid-19 yang dirawat di rumah sakit secara nasional masih cukup tinggi.
Dia berharap, beroperasinya pabrik baru untuk oksigen medis bisa membantu rumah sakit yang membutuhkan pasokan untuk merawat pasien. Selain itu, penambahan produksi oksigen medis juga diharapkan bisa mengerek pertumbuhan pendapatan perseroan.
“Selain untuk mengerek pendapatan tahun depan agar kian berkibar, penambahan kapasitas produksi oksigen medis juga untuk mendukung pemerintah mengatasi tingginya permintaan oksigen medis nasional,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (15/9/2021).
Iwan menuturkan, pembangunan pabrik yang dilakukan perseroan nantinya akan mendorong kenaikan omset perseroan hingga dua kali lipat.
Dia menjelaskan, saat ini saja sudah ada kontrak jual beli yang datang di tengah upaya perusahaan mengakselerasi pembangunan pabrik baru tersebut.
“Belum dapat memastikan besarnya, dan berapa total dari nilai kontrak baru yang didapat, tetapi pastinya sangat besar. Saat ini kami masih melakukan kalkulasi, kemungkinan masih akan bertambah kontrak baru, karena beberapa perusahaan baru tengah berkomunikasi dengan perseroan,” tuturnya.
Saat ini sendiri SBMA tengah meningkatkan volume produksinya dari 2 juta liter per tahun menjadi 10 juta liter per tahun.
Perseroan pun melakukan penambahan tiga unit lorry tank, 50 tabung vgl oxygen, dan investasi 5.000 tabung.
Berdasarkan data penjualan tahun lalu, segmen pasar penjualan gas SBMA adalah industri tambang sebesar 26 persen, Engineering Procurement And Construction (EPC) 11 persen, dan reseller 11 persen.
Lalu industri migas, industri permesinan dan baja, serta industri galangan kapal masing-masing 10 persen. Untuk industri Petrokimia menyerap 20 persen, rumah sakit 2 persen, dan laboratorium 7 persen.
SBMA memiliki enam jaringan transportasi dan distribusi yang tersebar di seluruh Kalimantan, seperti di Samarinda, Berau, Bontang, Tarakan, Tanjung, dan Nunukan.