Bisnis.com, JAKARTA - China akan mengkonsolidasi industri kendaraan listrik setelah satu dekade berjalan, di mana sektor ini juga diisi oleh beberapa pemain yang tidak layak.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Industri dan Teknologi Informasi China Xiao Yaqing, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (13/9/2021). Dia mengatakan China memiliki terlalu banyak pemain di industri kendaraan listrik.
“Perusahaan-perusahaan itu kecil dan tersebar. Peran pasar harus dimanfaatkan sepenuhnya dan kami mendorong upaya merger dan restrukturisasi di sektor kendaraan listrik untuk lebih meningkatkan konsentrasi pasar," katanya.
China sebagai negara dengan produksi kendaraan listrik terbesar tengah fokus untuk mengkonsolidasi jajaran perusahaan yang telah menggelembung sekitar 300 pemain.
Pemerintah sedang menyusun langkah-langkah untuk mengendalikan kelebihan kapasitas di sektor ini dan menyalurkan sumber daya ke sejumlah pusat produksi utama, Bloomberg melaporkan pekan lalu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Regulator akan mengatur minimum tingkat utilitas produksi bagi industri. Bagi provinsi yang tidak dapat mencapai angka tersebut, tidak diizinkan untuk meluncurkan proyek baru sampai kapasitas surplus tercapai.
Keinginan pemerintah untuk menggerakkan industri kendaraan listrik menjadi lebih bekerlanjutan muncul ketika regulator mengguncang sejumlah industri dari bimbingan belajar, properti, hingga teknologi besar dalam upaya mewujudkan keinginan Presiden Xi Jinping untuk merombak ekonomi dan lingkungan masyarakat.
Saham produsen kendaraan listrik turun pada Senin, seperti Xpeng Inc. yang merosot 3,2 persen di perdagangan Hong Kong. Sementara itu, Li Auto Inc. turun sebanyak 1,8 persen. Di bursa China, BYD Co. melemah 2,1 persen dan BAIC BluePark New Energy Technology Co. terpuruk 5,2 persen.
Pertumbuhan kendaraan listrik di China dipicu dari subsidi pemerintah yang mendorong peralihan ke kendaraan yang ramah lingkungan. Pemerintah pusat menyediakan total subsidi untuk pembelian kendaraan energi baru mencapai 33 miliar yuan (US$5,1 miliar) dalam lima tahun hingga 2020, menurut data Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi.
Otoritas daerah juga telah menawarkan keringanan pajak dan insentif lainnya bagi produsen kendaraan listrik untuk mendirikan toko yang menyebabkan kelebihan kapasitas. Provinsi Jiangsu bahkan telah menjadi rumah bagi sekitar 30 perusahaan kendaraan listrik. Beberapa di antaranya sudah bangkrut.
Di China, rata-rata kapasitas produksi secara keseluruhan mencapai 53 persen tahun lalu, menurut perhitungan berdasarkan pengajuan provinsi Jiangsu kepada Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional awal tahun ini.