Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Masih Kuat, Surplus Perdagangan Diprediksi Capai US$2,68 Miliar

Sepanjang bulan Agustus yang lalu, harga komoditas ekspor tercatat meningkat seperti batubara, karet alam, dan nikel.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Chief Economist Bank Permata Josua Pardede memproyeksikan neraca perdagangan Agustus 2021 kembali surplus di posisi US$2,68 miliar dari bulan sebelumnya sebesar US$2,59 miliar. 

Joshua berpendapat kinerja ekspor Indonesia bakal tumbuh mencapai 38,19 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) yang didorong oleh peningkatan harga komoditas global. Kendati demikian, kata Joshua, volume permintaan ekspor cenderung melambat. 

Sepanjang bulan Agustus yang lalu, harga komoditas ekspor tercatat meningkat seperti batubara sebesar 11 persen dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm), karet alam sebesar 4,6 persen (mtm), dan nikel sebesar 1,7 persen (mtm). 

“Sementara volume permintaan ekspor diperkirakan menurun dibandingkan bulan sebelumnya terindikasi dari penurunan aktivitas manufaktur dari mitra dagang utama Indonesia seperti Eurozone, AS, Tiongkok, dan India,” kata Joshua melalui pesan tertulis kepada Bisnis, Senin (13/9/2021). 

Meski demikian, Joshua menambahkan data perdagangan China mencatat impor dari Indonesia pada Agustus 2021 mencapai US$5,48 miliar atau meningkat dari bulan sebelumnya di angka US$4,99 miliar. 

Di sisi lain, kinerja impor Indonesia pada Agustus 2021 diprediksi mengalami peningkatan secara terbatas sebesar 1,66 persen (mtm) atau tercatat 43,03 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy).

“Meskipun aktivitas manufaktur Indonesia cenderung meningat pada bulan lalu namun masih dalam fase yang kontraktif sehingga membatasi permintaan terhadap impor bahan baku dan barang modal,” kata dia. 

Sementara itu, dia menggarisbawahi impor migas akan cenderung tertahan mempertimbangkan tren penurunan harga minyak mentah sepanjang bulan Agustus dimana harga minyak mentah Brent tercatat turun 5,9 persen (mtm).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada semester I/2021 mencapai US$11,86 miliar. Jumlah surplus tersebut tercatat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan surplus di semester I/2020 yang saat itu mencapai US$5,42 miliar. 

Surplus yang tinggi tersebut didorong oleh pertumbuhan kinerja ekspor yang lebih tinggi jika dibandingkan impor. Nilai ekspor pada semester I/2021 tercatat mencapai US$102,87 miliar, sementara impor mencapai US$91,01 miliar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper