Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan neraca perdagangan pada Agustus 2021 akan mencetak surplus di kisaran US$2,32 miliar.
Surplus neraca dagang Agustus 2021 diperkirakan lebih rendah dari surplus bulan sebelumnya yaitu Juli 2021 sebesar US$2,59 miliar. Begitu juga dibandingkan dengan tahun sebelumnya, surplus neraca dagang Agustus 2021 diperkirakan sedikit lebih rendah dari Agustus 2020 yaitu US$2,33 miliar.
Meski begitu, Faisal mengatakan angka surplus tersebut masih terbilang tinggi karena berada di atas US$2 miliar. Pasalnya, permintaan ekspor masih tinggi di tengah permintaan impor yang masih terbatas akibat pengetatan mobilitas dan kegiatan masyarakat.
"Surplus yang masih relatif tinggi ini utamanya berkaitan dengan Baltic Dry Index yang lebih baik, yang menunjukkan bahwa permintaan eskternal yang solid, dan berlanjutnya PPKM level 3-4 sehingga menahan permintaan dalam negeri meskipun adanya sejumlah pelonggaran," katanya kepada Bisnis, Senin (13/9/2021).
Faisal melihat bahwa meski di tengah kenaikan kasus akibat varian Delta di dunia, permintaan global masih kuat. Pada Agustus 2021, ekspor diperkirakan tumbuh berekspansi sampai 36,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yaitu 29,32 persen (yoy) pada Juli 2021.
Ekspansi tersebut berkat permintaan yang relatif kuat dari mitra dagang utama Indonesia dan tingginya harga komoditas, terutama batu bara. Ekspor ke China dari Indonesia juga tercatat tumbuh pada Agustus 2021.
Baca Juga
Sementara itu, impor Indonesia diperkirakan tumbuh hanya sedikit sekitar 44,65 persen (yoy) pada Agustus 2021, dibandingkan bulan sebelumnya 44,44 persen (yoy) pada Juli 2021.
Kecilnya pertumbuhan impor terjadi di tengah berlangsungnya PPKM level 3-4, yang masih memberikan ketidakpastian untuk aktivitas investasi dan produksi.
PMI Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 di satu sisi juga masih berada di zona kontraksi yaitu 43,7, meskipun sedikit membaik dari posisi 40,1 pada Juli 2021.
Untuk itu, Faisal memperkirakan tren surplus neraca dagang akan semakin mengecil menuju akhir 2021, seiring dengan pulihnya permintaan domestik akibat pelonggaran PPKM secara bertahap.
"Untuk itu kami memperkirakan current account deficit/CAD [defisit transaksi berjalan] akan sebesar -1,06 persen terhadap PDB [di 2021], sedikit melebar dari angka tahun lalu yaitu -0,42 persen terhadap PDB," pungkasnya.