Bisnis.com, JAKARTA - Produsen alat kesehatan, PT Medika Maesindo Global (MMG) melakukan ekspor perdana produk alat pelindung diri (APD) sekali pakai atau disposable ke Australia.
Ekspor perdana dari pabrik di Temanggung, Jawa Tengah, berupa APD sekali pakai jenis lab coat berbahan baku spunbond polypropylene merek Oscardo sebanyak satu kontainer senilai US$37 ribu itu telah dilakukan Kamis (9/9).
Direktur Utama PT MMG, Purwadi Istiyanto mengatakan, ekspor perdana ini menjadi pemacu semangat untuk terus meningkatkan kapasitas produksi dan kualitas. Saat ini MMG telah menerima sejumlah kontrak pesanan untuk pengiriman sampai dengan pertengahan 2022.
“Dalam waktu dekat kita juga akan ekspor produk material polypropylene spunbond dan APD disposable ke Amerika Serikat, Meksiko, Selandia Baru, Malaysia dan Thailand sebanyak 23 kontainer, kurang lebih senilai US$550 ribu,” ujarnya seperti keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (10/9).
Menurut Purwadi, kapasitas produksi MMG saat ini mencapai 150 kontainer per bulan. Kapasitas tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus bertumbuh, yakni 70 persen pasar ekspor dan 30 persen pasar domestik.
“Pembagian alokasi antara pemenuhan kebutuhan domestik dan ekspor sangat bergantung kepada permintaan. Namun saat ini kita melihat kebutuhan pasar domestik sudah cukup terpenuhi dan surplus,” ujarnya.
Baca Juga
PT Medika Maesindo Global (MMG) adalah perusahaan yang memproduksi bahan baku masker dan APD untuk keperluan industri maupun medis. Pabrik yang mulai efektif beroperasi pada April 2021 ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 380 orang dengan 95 persennya merupakan tenaga kerja lokal.
Data yang dikeluarkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Republik Indonesia pada awal 2021, potensi ekspor alat kesehatan RI pada tahun ini secara umum bisa mencapai US$4,54 miliar atau setara Rp63,4 triliun.
Berdasarkan Dashboard Monitoring Alat Kesehatan (DMA), kapasitas produksi sampai Desember 2021 untuk alat pelindung diri (APD) coverall mencapai 356,41 juta helai, pakaian bedah (surgical gown) sebanyak 224,35 juta helai dan masker bedah sebanyak 3,65 miliar helai.
Sementara itu, kebutuhan di dalam negeri sendiri masih berada di bawah produksi. Proyeksi data DMA memperlihatkan kebutuhan penanganan Covid-19 sampai Desember 2021 adalah 14,9 juta helai untuk APD coverall, 7,50 juta helai pakaian bedah dan 176,60 juta masker bedah.
Dengan adanya surplus produksi dan asumsi harga APD coverall US$ 9,25 per helai, pakaian beda US$2,85 per helai dan masker beda US$0,22 per helai, maka potensi ekspornya mencapai US$4,54 miliar.
Potensi tersebut masing-masing berasal dari APD coverall dengan nilai US$3,16 miliar, pakaian bedah US$618,03 juta, dan masker bedah sekitar US$764,79 juta. Nilai ekspor ini cukup besar mengingat realisasi ekspor pada 2020 masih jauh dari potensi yang ada.
“Ke depan, kami berharap kapasitas produksi kami semakin bertumbuh sehingga mampu berperan dalam memberikan sumbangsih yang signifikan bagi neraca perdagangan nasional,” kata Purwadi.
“Seiring meningkatnya jumlah produksi, kami berharap nantinya dapat menyerap jumlah tenaga kerja lokal lebih banyak lagi,” terangnya.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Unit Kerja Magelang, Heru Prayitno, menyambut baik ekspor perdana ini. Heru berharap ke depan jumlah produk yang akan diekspor semakin meningkat.
“Kami berusaha semaksimal mungkin untuk membantu MMG dalam melancarkan urusan ekspor ini. Platform National Logistic Ecosystem sedang kami kembangkan untuk memudahkan persiapan hingga pengiriman bisa terintegrasi,” ujarnya.