Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Keyakinan Konsumen Berpotensi Pulih Bulan Depan

Dampak pelonggaran yang dilakukan oleh pemerintah sejak pertengahan Agustus baru akan mempengaruhi IKK pada September ini.
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menata buah yang di pajang di salah satu super market di Jakarta, Rabu (9/9/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2021 sebesar 77,3, menurun dibandingkan dengan posisi Juli 2021 sebesar 80,2.

Penurunan IKK Agustus 2021 terutama disebabkan oleh melemahnya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Penurunan IKK terjadi pada mayoritas kelompok pengeluaran, utamanya kelompok pengeluaran Rp3 juta dan Rp1 juta-Rp3 juta per bulan.

Senior VP Economist Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan IKK pada Agustus mencerminkan kondisi keyakinan pada awal bulan tersebut ketika kasus Covid-19 varian Delta masih relatif tinggi, dan pemerintah belum merelaksasi pembatasan PPKM darurat serta level 4.

Oleh sebab itu, dia menilai dampak pelonggaran yang dilakukan oleh pemerintah sejak pertengahan Agustus baru akan mempengaruhi IKK pada September ini.

"Bila dilihat dari pola historikal selama pandemi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) biasanya kembali meningkat setelah pemerintah melakukan pelonggaran disertai penurunan kasus Covid-19. Oleh karena itu, pelonggaran yang dilakukan oleh pemerintah pada pertengahan Agustus hingga sekarang, diperkirakan baru akan memengaruhi IKK di bulan September mendatang," kata Josua kepada Bisnis, Rabu (8/9/2021).

Di sisi lain, Josua juga melihat merosotnya IKK ke level pesimis juga mengindikasikan bahwa daya beli masyarakat masih tertekan akibat PPKM darurat yang diterapkan.

Josua menyebut adanya pengetatan mobilitas sejak awal Juli akibat eskalasi kasus Covid-19 memang akan menekan daya beli masyarakat seiring dengan terbatasnya aktivitas ekonomi.

Oleh karena itu, dengan terbatasnya aktivitas ekonomi khususnya konsumsi, maka hal tersebut dapat berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III/2021. Setidaknya, secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) dibandingkan dengan kuartal II/2021 yang sebesar 7,07 persen (yoy).

"Oleh karena itu, diperkirakan pada 3Q21, pertumbuhan ekonomi akan berkisar antara 3 persen yoy," katanya.

Adapun, BI turut mencatat Indeks Ekonomi (IKE) saat ini menurun dari 67,1 pada Juli 2021 menjadi 59,4 pada Agustus 2021.

Penurunan IKK terjadi di mayoritas kelompok pengeluaran dan usia. Utamanya, pada kelompok pengeluaran Rp3 dan Rp-4 juta per bulan, dan kelompok usia di atas 60 tahun.

Secara spasial, penurunan keyakinan konsumen pada Agustus 2021 terjadi di 12 kota survei, di mana penurunan terdalam terjadi di Surabaya, diikuti Padang dan Makassar.

Sedangkan, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) terpantau menguat dari 93,2 pada Juli 2021 menjadi 95,3 pada Agustus 2021, meski masih berada pada zona pesimis.

Peningkatan tersebut didorong oleh ekspektasi konsumen yang menguat baik dari aspek penghasilan maupun kegiatan usaha ke depan, didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dany Saputra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper