Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Populasi Kelas Menengah Jadi Tumpuan Ekonomi Indonesia

Banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu potensi besar bagi Indonesia dalam memperkuat ekonominya
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Karyawan melakukan aktivitas di pusat perkantoran, kawasan SCBD, Jakarta, Senin (8/6/2020). Pekan kedua masa pembatasan sosial berskala berskala besar (PSBB) transisi, Pemprov DKI Jakarta mulai memperbolehkan karyawan di perkantoran kembali bekerja dengan kapasitas karyawan hanya dibolehkan sebanyak 50 persen dari jumlah karyawan dalam satu ruangan. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA — Besarnya jumlah masyarakat kelas menengah di Indonesia dinilai sebagai potensi bagi Indonesia untuk meningkatkan skala perekonomian. Potensi itu perlu diiringi upaya peningkatan pengolahan sumber daya agar lebih berdaya saing di kancah global.

Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika menilai bahwa Indonesia memiliki ruang besar untuk memperkuat posisinya di kancah perekonomian global. Untuk itu, perlu strategi pengembangan ekonomi yang tepat dengan mengoptimalkan semua potensi yang ada.

Dia menilai bahwa banyaknya jumlah penduduk menjadi salah satu potensi besar bagi Indonesia dalam memperkuat ekonominya. Dengan jumlah populasi terbanyak keempat di dunia, Indonesia memiliki potensi perputaran ekonomi dari masyarakat kelas menengahnya.

"Sekitar 20 persen penduduk Indonesia tergolong berpendapatan menengah tinggi yang daya belinya besar. 50–60 juta [kelas menengah] ini pendapatan perkapitanya sama dengan penduduk Malaysia," ujar Ahmad pada Rabu (8/9/92021).

Potensi itu menurutnya perlu diiringi langkah pemanfaatan sumber daya dengan optimal. Ahmad menyatakan bahwa terdapat dua kesadaran penting yang dimiliki negara maju, yakni pertama tidak lagi mengelola ekonomi dengan basis komoditas primer.

Menurutnya, negara-negara maju hampir sebagian besar bertumpu kepada komoditas olahan. Dia menilai bahwa Indonesia dapat melakukan hal serupa seiring besarnya sumber daya yang ada, seperti hasil alam, komoditas pertambangan, dan lain-lain.

Kedua, negara maju memiliki kesadaran untuk masuk ke rantai pasok global dengan mengolah komoditas di dalam negeri. Menurutnya, penetrasi rantai pasok global sudah dilakukan Indonesia, tetapi dapat terus ditingkakan dengan menambah pengolahan sumber daya di dalam negeri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper