Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menekankan pentingnya SNI 1726:2019 untuk mengurangi risiko kerusakan infrastruktur bangunan gedung dan nongedung akibat bencana gempa.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa letak geografis Indonesia yang berada di cincin api atau ring of fire membuat Tanah Air secara konstan menghadapi risiko gempa bumi dan vulkanik gunung api. Untuk itu, diperlukan kompetensi para ahli teknik sipil yang sesuai dengan SNI 1726:2019.
Basuki menuturkan, penerapan infrastruktur tahan gempa harus dilakukan secara terintegrasi, terkoordinasi, dan berkelanjutan dengan mengacu kepada penyiapan, penyusunan, dan pemutakhiran SNI bidang struktur, serta konstruksi pada semua lini pembangunan di kawasan wilayah rawan bencana.
“Untuk itu, perlu adanya perubahan paradigma menjadi membangun yang lebih baik dan aman. Lebih baik mengetahui risiko kegagalan bangunan sebelum bencana terjadi, daripada mengalami risiko setelah bencana,” ujarnya dikutip Rabu (8/9/2021).
kementerian PUPR, kata dia, terus melakukan langkah penting berupa penguatan peraturan Perundang-undangan penanggulangan bencana, peningkatan kapasitas dan kapabilitas penanganan kedaruratan bencana, dan percepatan pemulihan pasca bencana dengan prinsip build back better.
“Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan terkait kegempaan dan rekayasa kegempaan, pada 2016 Kementerian PUPR mendirikan Pusat Studi Gempa Nasional, sebuah knowledge hub di mana para ahli gempa bumi dapat berkarya dan bertugas,” katanya.
Direktur Bina Teknik Permukiman dan Perumahan Kementerian PUPR Dian Irawati mengatakan, dari serangkaian pengalaman bencana gempa yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa dampak bencana gempa didominasi oleh gagalnya bangunan saat menahan beban akibat goncangan gempa yang kuat.
Hal itu menunjukkan bahwa kerusakan yang terjadi bukan diakibatkan oleh gempa, tapi oleh bangunan yang tidak tahan gempa.
“Dari kegiatan sosialisasi dan workshop ini diharapkan juga tercipta teknik perancangan bangunan tahan gempa yang semakin efektif dan efisien serta ditunjang juga oleh peran dari para perancang yang memiliki kemampuan dalam menghasilkan bangunan infrastruktur yang tangguh terhadap bencana gempa,” ucapnya.