Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Harga Batu Bara, Semen Padang Dilema

Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat harga batu bara untuk industri semen telah naik sekitar 60 persen secara tahunan pada Juli 2021. Sementara itu, harga batu bara berkontribusi sekitar 35 hingga 40 persen dari total biaya produksi.
Kawasan pabrik Semen Padang. /Semen Padang
Kawasan pabrik Semen Padang. /Semen Padang

Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga batu bara mendorong opsi terkereknya harga jual semen yang proses produksinya bergantung pada komoditas tersebut.

Kepala Departemen Komunikasi dan Hukum Perusahaan PT Semen Padang Oktoweri mengatakan kenaikan harga jual bukan tidak mungkin dilakukan, meski hal itu akan bergantung pada respons pasar.

"Tentunya pasar yang membentuk harga. Kami naikkan harga jual, tetapi pasar tidak menerima, juga berpengaruh ke penjualan," ujar Oktoweri kepada Bisnis, Selasa (7/9/2021).

Dia menerangkan, untuk saat ini kenaikan harga batu bara belum terlalu berpengaruh terhadap biaya produksi perseroan, karena diperkirakan baru mencapai 1 persen.

"Kinerja produksi tidak terpengaruh. Pengaruhnya memang ke biaya produksi, sekitar 1 persen. Saat ini belum terasa betul naiknya, bisa jadi karena masih pakai stok lama," lanjutnya.

Adapun untuk mengantisipasi kenaikan harga batu bara lebih lanjut, perseroan akan menempuh efisiensi dan substitusi.

Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat harga batu bara untuk industri semen telah naik sekitar 60 persen secara tahunan pada Juli 2021. Sementara itu, harga batu bara berkontribusi sekitar 35 hingga 40 persen dari total biaya produksi.

Harga batu bara acuan (HBA) pada September 2021 mencapai US$150,03 per ton seiring kenaikan permintaan batu bara dari China. Angka tersebut naik US$19,04 per ton dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar US$130,99 per ton.

Terpisah, Pelaksana Harian Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA) Djoko Widajatno mengatakan terus meningkatnya harga batu bara akan menyulitkan ketersediaan pasokan untuk industri semen. Pasalnya, muncul dugaan pemasok lebih memilih melakukan ekspor lantaran harga yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan di dalam negeri.

Kementerian ESDM sendiri telah menetapkan harga jual domestik (Domestic Market Obligation/DMO) batu bara mencapai US$70 per ton. Angka itu hanya 46,65 persen dibandingkan dengan harga batu bara acuan untuk ekspor per September 2021.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper